Toxic positivity merupakan situasi di mana kamu dituntut untuk memandang situasi secara positif tanpa terkecuali, bahwa tidak peduli seberapa buruk atau sulitnya suatu situasi, orang harus mempertahankan pola pikir positif.
Hal ini kemudian membawa bahaya toxic positivity yang seringkali tidak kentara. Belajar mengenali tanda-tanda keyakinan ini dapat membantumu mengidentifikasi bahaya toxic positivity dan bagaimana kamu bisa keluar dari sana.
Tanda-Tanda Toxic Positivity
- Menyingkirkan masalah daripada menghadapinya
- Menyembunyikan perasaanmu yang sebenarnya di balik kutipan perasaan senang yang tampaknya dapat diterima secara sosial
- Meminimalkan perasaan orang lain karena membuatmu tidak nyaman
- Mempermalukan orang lain ketika mereka tidak memiliki sikap positif
Sama pentingnya untuk mengetahui kapan orang lain mungkin memberikan toxic positivity kepadamu, yang kemudian membawa bahaya toxic positivity yang berpotensi menyakiti kesehatan mentalmu. Tanda-tanda bahwa kamu mungkin menerima toxic positivity meliputi:
Baca Juga:4 Alasan Toxic Positivity Merupakan Hal yang Berbahaya Untukmu4 Cara Memvalidasi Emosi Orang Lain, Membantu Sesama Merasa Lebih Baik
- Merasa bersalah karena sedih, marah, atau kecewa
- Menyembunyikan atau menyamarkan perasaanmu yang sebenarnya
- Mencoba bersikap tabah atau “melupakan” emosi yang menyakitkan
Kadang-kadang, jenis perilaku ini berfungsi sebagai mekanisme koping untuk membantu orang mengurangi atau menghindari stres. Alih-alih menghadapi emosi yang sulit, orang mencoba menghindarinya dengan memberikan putaran positif pada situasi yang buruk. Meskipun ini mungkin tampak seperti cara yang efektif untuk mengatasi, menyangkal atau menolak emosi negatif dapat membuat lebih sulit untuk benar-benar mengatasi emosi tersebut secara efektif.
Cara Menghindari Bahaya Toxic Positivity
Jika kamu mengenali perilaku positif beracun dalam dirimu, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sehat dan mendukung. Beberapa ide termasuk:
- Kembangkan sikap bahwa “tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja”. Alih-alih memiliki sudut pandang bahwa memiliki perasaan negatif itu salah, terimalah bahwa tidak realistis untuk selalu baik-baik saja. Ingatkan dirimu bahwa jika seseorang merasa tidak baik-baik saja, itu bisa diterima.
- Kelola emosi negatifmu, tetapi jangan menyangkalnya. Emosi negatif dapat menyebabkan stres jika tidak dikendalikan. Namun emosi negatif juga dapat memberikan informasi penting yang dapat membawa perubahan bermanfaat dalam hidupmu.
- Fokus pada mendengarkan orang lain dan menunjukkan dukungan. Saat seseorang mengekspresikan emosi yang sulit, jangan menutupnya dengan kepositifan yang beracun. Alih-alih, beri tahu mereka bahwa apa yang mereka rasakan itu normal dan kamu ada di sana untuk mendengarkan.