“Awalnya mungkin saya pas pertama kali masuk pelatihan, apa sih paling ya sama dengan pelatihan-pelatihan yang lain tapi ternyata pendidikan calon guru penggerak yang selama 6 bulan ini banyak yang kita dapatkan. Selain mempersiapkan para guru-guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran, Kepala Sekolah, hal ini juga membuat kita kemudian semakin meningkatkan kompetensi kita agar kita bisa mengelola pembelajaran yang berpihak kepada murid atau berpihak kepada peserta didik. Jadi tidak hanya apa yang pembelajarannya mengacu pada gurunya tapi justru kita berpusatnya kepada siswa,” tutur Ariani.
Ia berharap, setelah pendidikan ini ia bisa menerapkan apa yang sudah didapatkan selama pendidikan. Karena banyak hal bagus yang didapatlah misalnya tentang pembelajaran sosial emosional. Selama ini guru masih berfokus mengasah kognitifnya saja, padahal guru juga harus memperhatikan sisi sosial emosionalnya siswa.(mal)