Gaya asuh atau parenting adalah konstruksi yang digunakan untuk menggambarkan berbagai strategi yang cenderung digunakan orang tua saat membesarkan anak. Gaya asuh mencakup perilaku dan sikap orang tua serta lingkungan emosional tempat mereka membesarkan anak-anak mereka.
Psikolog perkembangan telah lama tertarik pada bagaimana orang tua memengaruhi perkembangan anak. Namun, menemukan hubungan sebab-akibat yang sebenarnya antara tindakan spesifik orang tua dan perilaku anak di kemudian hari sangatlah sulit.
Beberapa anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang sangat berbeda nantinya dapat tumbuh dengan kepribadian yang sangat mirip. Sebaliknya, anak-anak yang berbagi rumah dan dibesarkan di lingkungan yang sama dapat tumbuh dengan kepribadian yang sangat berbeda.
Baca Juga:7 Cara Menghindari Tiger Parenting, Berhenti Menekan Anak untuk PintarTiger Parenting: Pola Pengasuhan Ketat yang Menuntut Anak dalam Hal Akademik
Terlepas dari tantangan ini, para peneliti telah mengemukakan bahwa ada hubungan antara gaya asuh dan efek gaya ini terhadap anak-anak. Dan beberapa menyarankan efek ini terbawa ke dalam perilaku orang dewasa.
Empat Gaya Asuh
Pada 1960-an, psikolog Diana Baumrind melakukan penelitian terhadap lebih dari 100 anak usia prasekolah. Dengan menggunakan observasi naturalistik, wawancara orang tua, dan metode penelitian lainnya, dia mengidentifikasi beberapa dimensi penting dalam mengasuh anak.
Dimensi ini termasuk strategi disiplin, kehangatan dan pengasuhan, gaya komunikasi, dan harapan akan kedewasaan dan kontrol. Berdasarkan dimensi tersebut, Baumrind mengemukakan bahwa mayoritas orang tua menampilkan salah satu dari tiga gaya pengasuhan yang berbeda. Penelitian selanjutnya oleh Maccoby dan Martin menyarankan untuk menambahkan gaya pengasuhan keempat. Masing-masing memiliki efek yang berbeda pada perilaku anak-anak.
Empat gaya asuh yang telah diidentifikasi oleh Baumrind dan peneliti lainnya adalah:
Pola Asuh Otoriter
Dalam gaya asuh seperti ini, anak diharapkan mengikuti aturan ketat yang ditetapkan oleh orang tua. Kegagalan untuk mengikuti aturan tersebut biasanya menghasilkan hukuman.
Orang tua otoriter tidak menjelaskan alasan di balik aturan tersebut. Jika diminta menjelaskan, orang tua mungkin hanya menjawab, “Karena aku bilang begitu.”
Karakteristik umum lainnya dari gaya asuh otoriter adalah: