Karakteristik umum lainnya dari gaya asuh permisif yakni:
- Orang tua yang permisif lebih mengutamakan menjadi sahabat anaknya daripada menjadi orang tua.
- Mereka hangat dan peduli tetapi cenderung menetapkan sedikit aturan, jarang menegakkan aturan, dan memiliki sedikit harapan.
- Mereka membiarkan anak-anak mereka membuat keputusan sendiri.
Menurut Baumrind, orang tua yang permisif responsif terhadap anaknya tetapi tidak menuntut. Karena mereka tidak mengharapkan perilaku orang dewasa dari anak-anak mereka, anak-anak mungkin berjuang untuk menetapkan batasan bagi diri mereka sendiri. Sisi positifnya, ini dapat membantu anak menjadi lebih mandiri dan mandiri. Pada sisi negatifnya, itu dapat berkontribusi pada pengaturan diri yang buruk.
Orang tua yang permisif umumnya mengasuh dan komunikatif dengan anak-anak mereka, seringkali lebih berstatus sebagai teman daripada sebagai orang tua.
Pengaruh Pola Asuh Permisif: Gaya asuh yang permisif seringkali menghasilkan anak-anak yang berperingkat rendah dalam hal kebahagiaan dan pengaturan diri. Anak-anak ini lebih cenderung bermasalah dengan otoritas dan cenderung berprestasi buruk di sekolah.
Pengasuhan Terpisah
Baca Juga:7 Cara Menghindari Tiger Parenting, Berhenti Menekan Anak untuk PintarTiger Parenting: Pola Pengasuhan Ketat yang Menuntut Anak dalam Hal Akademik
Selain tiga gaya pengasuhan utama yang diperkenalkan oleh Baumrind, psikolog Eleanor Maccoby dan John Martin mengusulkan gaya keempat: mengasuh tanpa perhatian atau lalai.
Gaya asuh terpisah atau disengaged dicirikan oleh sedikit tuntutan, daya tanggap yang rendah, dan komunikasi yang sangat sedikit.
Ciri-ciri lain dari gaya pengasuhan disengaged:
- Sementara orang tua ini memenuhi kebutuhan dasar anak, mereka umumnya terlepas dari kehidupan anak mereka.
- Mereka mungkin memastikan bahwa anak-anak mereka diberi makan dan memiliki tempat berlindung tetapi tidak menawarkan apa pun dalam hal bimbingan, struktur, aturan, atau bahkan dukungan.
- Orang tua ini mungkin tampak acuh tak acuh, tidak responsif, dan meremehkan.
- Dalam beberapa kasus, orang tua ini mungkin menolak atau mengabaikan kebutuhan anak mereka. Mereka mungkin juga kasar secara fisik atau emosional.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang lalai cenderung berjuang di sekolah, mengalami lebih banyak depresi, memiliki hubungan sosial yang lebih buruk, sulit mengendalikan emosi, dan mengalami lebih banyak kecemasan.