Tiger parenting atau pola asuh harimau adalah gaya pengasuhan ketat atau strict parenting yang mendorong anak-anak untuk unggul secara akademis dengan segala cara.
Secara khusus, orang tua dengan tiger parenting cenderung mengatur kehidupan anak-anak mereka secara mikro untuk memastikan mereka memenuhi harapan mereka yang tinggi. Ada sedikit atau tidak ada ruang bagi anak harimau untuk bernegosiasi tentang bagaimana hari mereka direncanakan karena harimau betina akan merespons dengan cara “karena aku sudah bilang begitu”.
Pendekatan tiger parenting semacam itu termasuk membatasi sosialisasi anak dengan teman sebaya demi belajar dan/atau berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler berstatus tinggi, menggunakan ancaman emosional dan hukuman fisik ketika seorang anak berperilaku buruk, kurang percaya diri pada kemampuan anak untuk membuat keputusan mandiri, dan tidak menghormati anak. pribadi.
Baca Juga:7 Cara Berhenti Ragu dalam Mengambil Keputusan, Kamu Perlu Baca Ini!5 Cara Berhenti dari Ruminasi, Ketika Kamu Memiliki Obsesi terhadap Suatu Hal
Contoh Metode Tiger Parenting
Tiger parenting memberlakukan banyak aturan dan memberikan kendali penuh kepada induknya. Ada perbedaan kekuatan antara orang tua dan anak yang menghalangi percakapan yang terbuka dan jujur. Rasa hormat adalah jalan satu arah dan tidak ada penghargaan untuk perilaku positif, hanya disiplin untuk perilaku negatif.
Terlalu ketat: Orang tua dengan tiger parenting fokus pada kerja keras yang bertahan lama dan mengorbankan keseimbangan kehidupan kerja untuk kesuksesan jangka panjang. Ini mungkin berarti mengatakan tidak pada pesta ulang tahun, acara menginap, atau acara menyenangkan lainnya yang dapat mengalihkan perhatian anakmu dari pencapaiannya. Orang tua dengan tiger parenting melarang perilaku berisiko seperti alkohol, narkoba, dan hubungan romantis karena dianggap sebagai ancaman bagi tujuan anak mereka.
Harapan tinggi: Orang tua dengan tiger parenting mengharapkan anak-anak mereka unggul dan berusaha sebaik mungkin dalam segala hal yang mereka lakukan. Jika seorang anak gagal, mereka ditegur karena mempermalukan keluarga. Untuk memenuhi harapan yang tinggi ini, anak-anak menghabiskan hampir seluruh waktunya didedikasikan untuk tugas sekolah, belajar, berlatih, dan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang meningkatkan peluang mereka untuk diterima di universitas bergengsi.
Pendekatan berbasis rasa takut: Orang tua dengan tiger parenting berada dalam posisi otoritas. Anak-anak diharapkan untuk menghormati mereka. Anak-anak tidak dapat membalas orang tua mereka dan/atau menentang pendapat mereka. Jika anak tidak setuju, mereka didisiplinkan dengan ancaman emosional dan/atau hukuman fisik. Ini mungkin berarti sengaja melempar mainan favorit mereka ke depan mereka, tidak memberi mereka makan, memukul, membentak, memanggil nama, dan meremehkan mereka.