Mari kita kembali ke orang A dan orang B dari contoh kita sebelumnya. Jika orang A sangat menyukai pekerjaannya dan orang B tidak menemukan kesenangan apa pun dalam pekerjaannya—stres terkait pekerjaan itu akan terasa berbeda pada masing-masing orang. Orang A mungkin melihat hari-hari sibuk sebagai tantangan yang sebenarnya ingin mereka ambil, tetapi orang B mungkin menganggapnya sebagai tugas dan menganggapnya sangat melelahkan.
Jadi, jika peristiwa/situasi tersebut dimaknai sebagai ancaman maka hal itu akan menimbulkan emosi dan perilaku yang berbeda. Mengubah perspektifmu tentang suatu peristiwa dapat membantumu menghadapi stres dengan berbeda. Misalnya, putus cinta itu menyakitkan dan menyakitkan. Namun, seseorang yang memandang putus cinta sebagai sebuah berkah tersembunyi mungkin akan sembuh lebih cepat dibandingkan seseorang yang percaya bahwa dirinya tidak akan pernah jatuh cinta lagi.
**AN
Referensi Verywellmind