Hubungan Rebound: 2 Alasan Utama Orang Buru-Buru Menjalin Hubungan Setelah Putus

Hubungan rebound. (Sumber: freepik.com)

Hubungan rebound atau hubungan yang pulih kembali didefinisikan dengan menjalin hubungan berdasarkan reaksi terhadap hubungan sebelumnya, di mana salah satu atau kedua anggota masih menghadapi masalah yang timbul dari perpisahan di masa lalu, kata Micaela Stein, LCSW di Humantold.

Menjalin hubungan baru bisa jadi menyenangkan. Namun, jika seseorang baru saja putus cinta dan belum melupakan mantannya, mungkin itu adalah hubungan yang pulih kembali.

“Kembalinya sering kali terjadi dalam waktu singkat, dan dapat membingungkan secara emosional, karena para anggota dapat menjadi bagian dari apa yang mereka inginkan dan masih sangat terikat secara emosional dengan masa lalu. “Kebanyakan orang mendapati diri mereka berada dalam hubungan rebound membaik secara tidak sadar, namun terkadang hal ini sangat disengaja,” kata Stein.

Artikel ini membahas karakteristik hubungan rebound dan bagaimana alasan orang memilih untuk berada di dalamnya.

Karakteristik Hubungan Rebound

Berikut adalah beberapa tanda-tanda hubungan rebound, menurut Stein:

Perpisahan baru-baru ini: Tanda paling pasti dari hubungan yang pulih kembali adalah bahwa orang tersebut baru saja keluar dari hubungan yang serius.

Perbandingan dengan mantan: Tanda lain dari hubungan yang pulih kembali mungkin termasuk membandingkan pasangan saat ini dengan mantan—bahkan lebih baik lagi—karena ini adalah tanda bahwa hubungan tersebut masih dalam proses.

Takut pada komitmen: Seseorang yang berada dalam hubungan rebound mungkin ingin menghindari komitmen.

Langkah cepat: Di sisi lain, seseorang dalam hubungan yang pulih mungkin ingin mempercepat proses berkencan untuk kembali ke keadaan intim dan terjalin dari hubungan mereka sebelumnya.

Hubungan yang pulih bisa terlihat berbeda-beda, tetapi jika kamu merasa ada orang ketiga di ruangan yang bersamamu—mantan pasangan atau kamu sendiri—itu adalah sesuatu yang harus diatasi.