SRAGI, Radarpekalongan.id – Tingkatkan literasi warga sekolah SMPN 1 Sragi gelar workshop literasi. Pada Jumat , 15 September yang merupakan hari terakhir rangkaian kegiatan Workshop Sekolah Penggerak yang diselenggarakan SMPN 1 Sragi selama lima hari berturut- turut. Kegiatan Workshop ini dimulai sejak Senin, 11 September lalu. Berbagai materi pelatihan yang cukup esensial dilatihkan selama lima hari tersebut dengan narasumber yang berbeda- beda, baik narasumber dari dalam yang tergabung dalam komite pembelajaran maupun narasumber dari luar.
Lantas, apa saja materi yang disampaikan dalam rangka tingkatkan literasi di SMPN 1 Sragi?
Adapun materi pelatihan adalah seputar implementasi kurikulum merdeka. Beberapa di antaranya adalah tentang pembelajaran berdeferinsiasi, penyusunan modul ajar dan asesmen, metode dan teknik pembelajaran, komunitas belajar, media berbasis digital, dan puncaknya adalah pelatihan menulis sastra bagi guru dan siswa
Ada yang menarik dari pelatihan menulis yang diselenggarakan salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Pekalongan ini. Pelatihan menulis sastra berupa menulis cerpen dan puisi ini menghadirkan guru sekaligus cerpenis Dewanto Amin Sadono dan Zulmasri sebagai penulis puisi yang puluhan karyanya sudah banyak diterbitkan.
Baca Juga:Inilah 8 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Mental Keluarga di RumahOrang Tua Harus Tahu! Inilah Alasan Anak Jadi Lemah Mental yang Jarang Orang Tua Sadari
Meskipun terdiri atas berbagai bidang ilmu, para guru tampak antusias bertanya dan berdiskusi pada sesi ruang kolaborasi dalam pelatihan tersebut. Yang lebih menarik, ada rencana tindak lanjut yang cukup menantang dalam pelatihan itu, yaitu akan diterbitkannya buku antologi cerpen hasil karya seluruh guru.
Dalam kesempatan terpisah, Margiati, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMPN 1 Sragi menyampaikan kegembiraan dan rasa syukurnya karena pelatihan selama lima hari berturut- turut berjalan lancar dan efektif. Lebih khusus, dia merasa optimistis pelatihan- pelatihan ini akan berkorelasi positif terhadap peningkatan kualitas serta kompetensi para guru.” Khusus pelatihan menulis untuk guru dan siswa ini sengaja kami adakan untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan berliterasi bagi warga sekolah khususnya guru dan murid,” ungkap Margi sapaan akrabnya.
Ia berharap, para guru tidak mudah puas dengan pencapaian, tapi harus terus mengasah kompetensi diri agar lebih profesional dan optimal. Guru yang berkualitas menjadi penentu pembelajaran berkualitas. Pembelajaran berkualitas akan menghasilkan output berupa peserta didik berkualitas pula.(mal)