RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN – Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid, bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, memantau langsung operasional Bendung Gerak di kawasan pesisir utara Kota Pekalongan, Senin (25/11/2024).
Bendung ini merupakan bagian penting dari sistem pengendalian banjir dan rob yang selesai dibangun dengan anggaran pemerintah pusat sebesar Rp1,2 triliun.
“Pembangunan Bendung Gerak sudah rampung 100 persen. Sekarang, debit air di Sungai Loji sudah terlihat surut, tetapi masalah sedimentasi tanah di sungai menjadi PR berikutnya,” ungkap Wali Kota yang akrab disapa Aaf.
Baca Juga:Dana Tabungan Rp3,6 M Tak Kunjung Cair, Ratusan Nasabah BMT Nurussa'adah Tempuh Jalur HukumTak Perlu Panik, Disdukcapil Batang Buka Layanan Perekaman E-KTP di Hari Pilkada
Dilengkapi Teknologi Modern untuk Penanganan Sampah
Bendung Gerak di Sungai Loji dilengkapi dengan teknologi automatic rotary screen untuk mengangkat sampah secara otomatis dan pompa berkapasitas besar. Namun, Aaf menyatakan bahwa tambahan mesin pemilah sampah, baik organik maupun anorganik, diperlukan untuk meningkatkan efisiensi.
“Proses pengerukan sedimentasi tanah tidak mudah dan harus bertahap dengan menggunakan dua unit ekskavator. Meski begitu, progres pembangunan berjalan sesuai target,” tambahnya.
Selain itu, Aaf mencatat bahwa penurunan debit air Sungai Loji menyebabkan beberapa titik tanah di bantaran sungai mengalami penurunan hingga amblas. Masalah ini akan menjadi fokus evaluasi mendatang.
Sistem Operasional Bendung Gerak
Bendung Gerak ini dijalankan oleh tim operator berjumlah 16 orang dan didukung delapan tenaga keamanan. Dalam setiap shift, terdapat enam operator yang bekerja pada sistem bendung dan pompa serta menjaga area seluas 4 hektare. Bendung ini memiliki lima pompa dengan total kapasitas mencapai 18 meter kubik per detik.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai Pantai 2 BBWS Pemali Juana, Dani Prasetyo, menjelaskan fungsi utama Bendung Gerak adalah mengatur elevasi air di Sungai Loji agar air laut tidak masuk ke wilayah hulu.
“Ketika air laut tinggi, tikungan bendung akan ditutup agar air tidak masuk ke Sungai Loji. Sebaliknya, jika elevasi air laut rendah, tikungan akan terbuka untuk membuang air dari hulu ke laut,” terang Dani.
Bendung ini memiliki lima pintu selebar 8 meter dan tinggi 4,5 meter, yang dapat dibuka secara otomatis maupun manual, tergantung kondisi elevasi air.