Fatayat Kendal Perkuat Program PMBA untuk Percepat Penurunan Stunting

Fatayat Kendal Perkuat Program PMBA untuk Percepat Penurunan Stunting
ACHMAD ZAENURI ORIENTASI - Kader FC Fatayat NU Kendal saat ikuti orientasi PMBA di Gedung Aswaja PCNU Kendal, Minggu 5 Januari 2024.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Kendal berkomitmen mendukung upaya penurunan stunting di daerahnya dengan memperkuat program Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA). Program ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader dalam membantu pencegahan stunting, yang saat ini masih menjadi perhatian nasional.

Pada Minggu, 5 Januari 2024, kegiatan orientasi PMBA dilaksanakan di Gedung Aswaja PCNU Kendal dengan tema “Optimalisasi Peran Kader PMBA dalam Percepatan Penurunan Stunting di Kendal”. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk pemateri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal dan PW Fatayat NU Jawa Tengah.

Fatayat NU Kendal Berkolaborasi dengan Pemerintah dan UNICEF

Program orientasi PMBA ini merupakan bagian dari kerja sama pemerintah dengan UNICEF, yang juga didukung oleh mitra seperti Fatayat NU Jawa Tengah. Dalam orientasi ini, para kader Fatayat diberi pelatihan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam melaksanakan layanan konseling PMBA yang dapat memberikan edukasi langsung kepada masyarakat, terutama ibu hamil dan anak-anak balita untuk memenuhi kebutuhan gizi yang optimal.

Baca Juga:PPP Fokus Garap Pemilih Milenial untuk Bangkit di Pemilu MendatangMetrologi Legal Kota Pekalongan Targetkan 5.164 UTTP Ditera Ulang pada 2025

Atatin Malikhah, fasilitator PMBA dari PW Fatayat NU Jateng, menegaskan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam mendukung upaya menanggulangi masalah stunting di Jawa Tengah, termasuk di Kendal. “Kegiatan ini merupakan langkah nyata Fatayat NU Jateng untuk menanggulangi masalah stunting, salah satunya melalui orientasi kader di wilayah masing-masing,” kata Malikhah.

Tantangan Penurunan Stunting di Jawa Tengah dan Kendal

Menurut Malikhah, penurunan angka stunting di Jawa Tengah pada 2022 hanya tercatat sebesar 0,1% dari 20,9% pada 2021 menjadi 20,8%. Pemprov Jateng menargetkan penurunan angka stunting hingga 18,4% pada 2022, namun realitasnya angka penurunan sangat terbatas. Pada tahun 2023, prevalensi stunting di Jateng bahkan stagnan di angka 20,7%.

“Di Kendal, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada 2023, prevalensi stunting balita tercatat di angka 22,4%. Ini adalah tantangan besar bagi kita semua,” jelas Malikhah.

Fatayat NU Kendal berharap, melalui orientasi PMBA ini, kader-kader mereka dapat lebih memahami pentingnya pemenuhan gizi pada seribu hari pertama kehidupan guna mencegah stunting. Dengan pengetahuan yang lebih baik, diharapkan para kader dapat memberikan dampak langsung kepada masyarakat dalam upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Kendal.

0 Komentar