RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Bencana banjir melanda Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal, akibat jebolnya tanggul Kalibodri pada Senin malam, 20 Januari 2025. Peristiwa ini menyebabkan banjir terparah di Desa Lanji dan Desa Kebonharjo, sehingga ratusan warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang aman.
Banjir ini terjadi setelah tingginya curah hujan disertai angin kencang yang melanda wilayah tersebut sejak malam hari. Akibatnya, beberapa desa di sekitar tanggul Kalibodri terendam banjir, dengan Desa Lanji dan Kebonharjo menjadi lokasi yang paling parah terdampak.
Ketinggian Air Capai 1 Meter, Warga Mengungsi ke Lokasi Aman
Ketinggian air yang melanda wilayah ini bervariasi, mencapai 1 meter di beberapa titik, bahkan lebih dalam di beberapa area. Di rumah warga, air yang masuk mencapai lutut orang dewasa. “Air yang masuk ke rumah tingginya sekitar 70 cm. Anak dan istri saya langsung saya evakuasi ke tempat saudara yang lebih aman,” ujar Ali Murtadho, warga Desa Lanji.
Baca Juga:Hujan Deras Sebabkan Banjir dan Longsor Hebat di Kabupaten PekalonganRespons Cepat Atasi Banjir, Petugas Evakuasi Warga Patebon Sejak Dini Hari
Hal yang sama juga disampaikan oleh warga Desa Kebonharjo, yang mengungsi karena ketinggian air yang membahayakan keselamatan mereka.
Ratusan Warga Mengungsi, Dapur Umum Dibuka untuk Bantuan
Banjir yang menggenangi pemukiman memaksa ratusan warga untuk mengungsi ke tempat-tempat aman. Sejak Selasa dini hari, 21 Januari 2025, tim gabungan dari BPBD Kendal, TNI-Polri, Tim SAR, dan relawan membantu evakuasi warga.
Menurut Kasi Kedaruratan BPBD Kendal, Iwan Sulistyo, jumlah pengungsi yang terdata hingga Selasa siang mencapai 617 orang, tersebar di enam lokasi pengungsian, di antaranya Masjid Donosari, Kantor Dishub Kendal, SMA 1 Pegandon, Masjid Bulugede, Masjid Attaqwa Kebonharjo, dan MI NU Lanji.
“Dari data sementara, ada 617 warga yang mengungsi yang terbagi di 6 tempat pengungsian,” ujar Iwan.
Dapur Umum Disiapkan untuk Penuhi Kebutuhan Pengungsi
Meskipun banjir mulai surut, ketinggian air masih mencapai sepinggang orang dewasa. Oleh karena itu, sebagian besar warga memilih bertahan di lokasi pengungsian yang lebih aman. Beberapa dapur umum juga sudah dibuka untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi para pengungsi, di antaranya di PMI, LBPI NU di Gedung Aswaja, Kantor PKK, dan BAZNAS.