RADARPEKALONGAN.ID, KENDAL – Tradisi Dugderan kembali digelar di Kabupaten Kendal sebagai tanda menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan 1446 H. Acara ini menjadi salah satu momen yang paling dinantikan warga, karena tidak hanya sarat dengan nilai budaya dan keagamaan, tetapi juga menghadirkan kemeriahan pesta rakyat.
Dugderan tidak hanya berlangsung di pusat kota Kendal, tetapi juga di Kecamatan Kaliwungu, dengan dua lokasi utama, yakni Masjid Agung Kendal dan Masjid Agung Al-Muttaqin Kaliwungu. Ribuan warga tumpah ruah mengikuti rangkaian acara yang dipenuhi berbagai kegiatan menarik.
Di Masjid Agung Al-Muttaqin Kaliwungu, warga bisa menikmati pasar kuliner yang menyajikan beragam hidangan tradisional, termasuk makanan khas Kaliwungu seperti sumpil dan aneka jajanan modern. Namun, yang paling ditunggu-tunggu adalah telur mimi, makanan langka yang hanya dijual setahun sekali menjelang Ramadan.
Baca Juga:Awal Ramadan, Harga Sembako di Pekalongan Relatif Stabil, Beberapa Komoditas NaikTradisi Tukudher Kaliwungu: Berburu Kuliner Jadul Menjelang Ramadan
“Telur mimi memang paling dicari warga, karena ini makanan khas yang hanya ada saat Dugderan,” ujar salah seorang pedagang di lokasi.
Kemeriahan Dugderan di Masjid Agung Kendal
Di Masjid Agung Kendal, suasana perayaan semakin semarak dengan berbagai kegiatan keagamaan dan bazar kuliner. Selain itu, ada tradisi ziarah ke makam para wali yang berada di sekitar masjid, seperti Makam Wali Gembyang, Wali Joko, dan Wali Sujak.
Ketua Takmir Masjid Agung Kendal, KH. Asroi Tohir, menjelaskan bahwa Dugderan merupakan wujud rasa syukur masyarakat karena masih diberikan kesempatan bertemu kembali dengan Ramadan.
“Sebagai bentuk rasa syukur, masyarakat juga mengadakan prosesi gunungan yang terbuat dari hasil bumi. Gunungan ini diarak keliling sebelum akhirnya dibagikan kepada warga sebagai simbol keberkahan dan kebersamaan,” ungkapnya.
Dugderan, Tradisi yang Harus Terus Dilestarikan
KH. Asroi yang juga Ketua MUI Kabupaten Kendal berharap, tradisi Dugderan dapat terus dilestarikan sebagai bagian dari budaya Islam di Kendal.
“Selain menyambut Ramadan, Dugderan juga menjadi ajang memperkuat ukhuwah islamiyah dan mengenalkan nilai-nilai tradisi kepada generasi muda,” pungkasnya.
Dengan beragam kegiatan dan antusiasme tinggi dari masyarakat, Dugderan di Kendal tak hanya menjadi acara tahunan biasa, tetapi juga simbol persatuan, keberkahan, dan kebersamaan menjelang Ramadan.