RADARPEKALONGAN.ID, PEKALONGAN — Ribuan warga memadati Lapangan Mataram, Kota Pekalongan, Senin pagi (7/4/2025), untuk menyaksikan Grand Final Festival Balon Pekalongan 2025. Puluhan balon udara kreasi dengan bentuk unik dan warna-warni menghiasi langit dalam perayaan tradisi Syawalan yang kini semakin tertib dan aman.
Kegiatan yang merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kota Pekalongan bersama Kementerian Perhubungan, AirNav Indonesia, TNI-Polri, dan Komunitas Sedulur Balon Pekalongan ini bertujuan menyalurkan tradisi budaya secara aman tanpa membahayakan lalu lintas penerbangan. Seluruh balon yang ditampilkan dalam festival ini wajib ditambatkan sesuai aturan yang berlaku.
Antusiasme masyarakat terlihat sejak dini hari. Tak kurang dari 28 tim peserta yang sebelumnya lolos penyisihan serta 4 tim undangan ambil bagian dalam grand final. Sebelumnya, babak penyisihan berlangsung di empat kecamatan se-Kota Pekalongan pada 2–3 April 2025 dengan jumlah peserta mencapai 86 tim.
Baca Juga:Puluhan Botol Miras Ditemukan dalam Truk Takbir Keliling di Pekalongan, Polisi Langsung BertindakRazia Kos-kosan Usai Lebaran, Polres Batang Temukan 7 Pasangan Mesum Termasuk 2 Anak di Bawah Umur
Balon udara yang ditampilkan memiliki beragam bentuk kreatif, mulai dari tokoh kartun populer seperti Doraemon, Dragon Ball, dan Keropi, hingga balon bermotif batik, kapal, dan bentuk geometris.
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengapresiasi antusiasme warga dan kelancaran pelaksanaan festival ini. Ia menyebut keberhasilan acara tak lepas dari dukungan penuh berbagai pihak.
“Dukungan dari AirNav dan Kementerian Perhubungan luar biasa. Harapannya tahun depan lebih meriah dan lebih baik lagi,” ujar Wali Kota.Ia juga menegaskan bahwa tradisi harus tetap hidup, namun tidak boleh mengabaikan aspek keselamatan penerbangan. Meski festival sukses mengurangi balon udara liar, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk menaati aturan.
“Kita harus edukasi terus bahwa balon udara liar sangat berbahaya, apalagi langit Pekalongan berada di jalur penerbangan tersibuk di Indonesia. Tradisi penting, tapi keselamatan nomor satu,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt. Nurcahyo Utomo, menjelaskan bahwa pihaknya telah aktif mengampanyekan penggunaan balon ditambatkan sejak 2017, terutama di wilayah yang memiliki tradisi menerbangkan balon saat Syawalan seperti Pekalongan dan Wonosobo.
“Di atas dua kota ini melintas jalur penerbangan W45 yang sangat padat, ribuan pesawat lewat setiap harinya. Jadi menambatkan balon adalah solusi inovatif,” jelasnya.Menurut data AirNav, hingga 6 April 2025, hanya terdapat 22 laporan PIREP (Pilot Report) terkait balon liar. Jumlah ini menurun signifikan dibanding tahun 2024 yang mencapai 56 laporan.