700 Hektare Sawah Terendam Rob di Batang, Petani Terancam Gagal Panen Massal

700 Hektare Sawah Terendam Rob di Batang, Petani Terancam Gagal Panen Massal
NOVIA ROCHMAWATI TERENDAM ROB - Kondisi areal tanaman padi di Denasri Wetan Batang yang terendam rob.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Ancaman gagal panen kini membayangi ratusan petani di wilayah pesisir utara Kabupaten Batang, Jawa Tengah, setelah banjir rob merendam sekitar 700 hektare lahan persawahan. Air laut yang masuk hingga ke areal pertanian dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan parah pada tanaman padi.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Sutadi, menyebut bahwa banjir rob telah menggenangi area dari wilayah Denasri Kulon hingga Depok. Kondisi tersebut, menurutnya, membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah.

“PR besar kita sekarang ini normalisasi dan penanganan sedimentasi saluran air, karena rob sudah mulai masuk ke 12 lahan,” ujar Sutadi kepada wartawan, Rabu, 15 Mei 2025.

Baca Juga:Polisi Tangkap 7 Pengedar Narkoba di Pekalongan, 3 Tersangka Produksi Tembakau Sintetis di Rumah KontrakanManula di Kajen Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga Frustrasi Akibat Sakit Menahun

Ia menjelaskan bahwa lahan pertanian yang terdampak merupakan bagian dari sawah strategis untuk ketahanan pangan daerah, sehingga tidak bisa sembarangan dialihfungsikan. Pemerintah, kata dia, harus menjaga keberlanjutan lahan tersebut sebagai sawah lestari.

“Harus kita jaga sebagai sawah lestari,” tegas Sutadi.

Keprihatinan serupa disampaikan oleh Bupati Batang, M Faiz Kurniawan. Ia mengatakan bahwa para petani kini mengalami kesulitan dalam mengelola lahannya karena terdampak intrusi air laut.

“Beberapa lahan mereka sudah tidak bisa ditanami lagi karena air laut masuk,” kata Faiz.

Wilayah dengan dampak paling parah antara lain berada di Denasri Kulon, Denasri Wetan, Karangasem Utara, dan Kasepuhan. Pemerintah Kabupaten Batang pun telah mengajukan usulan pembangunan giant sea wall sepanjang 30 kilometer kepada pemerintah pusat sebagai solusi jangka panjang.

“Harapannya bisa direalisasikan segera di Kabupaten Batang. Tapi tidak semua wilayah bisa terlindungi, karena faktor topografi dan anggaran,” jelas Faiz.

Sementara itu, pemetaan lahan terdampak dan kelompok tani juga tengah dilakukan untuk mendukung perumusan kebijakan yang tepat dan berbasis data. Sutadi menambahkan, pihaknya terbuka terhadap kemungkinan kerja sama antarwilayah mengingat fenomena rob telah melintasi batas administratif.

“Kita akan sounding ke pihak-pihak yang bisa bantu, termasuk mencari jenis tanaman yang bisa tumbuh di kondisi salin,” ujar Sutadi mengakhiri.

Baca Juga:Warga Desa Pujut Laporkan Dugaan Penyimpangan Dana Desa ke Kejari, Kades: Kami Siap KlarifikasiModus Pacaran, Pria di Surabaya Tipu Janda Pekalongan dan Gelapkan Sepeda Motor

Dengan semakin meluasnya dampak rob, Pemerintah Kabupaten Batang dihadapkan pada tantangan besar menjaga keberlangsungan produksi pangan sekaligus merumuskan strategi adaptasi pertanian menghadapi krisis iklim.

0 Komentar