RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Setelah satu dekade terendam air rob dan tak tergarap, lahan pertanian seluas hampir 100 hektar di wilayah Pekalongan Utara akhirnya menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Tanggul rob yang dibangun pada tahun 2023 menjadi titik balik perubahan nasib para petani setempat, karena air rob tak lagi merendam lahan mereka.
Namun demikian, meski kondisi lahan sudah kering, rasa trauma dan kekhawatiran akan kerugian membuat sebagian besar petani masih enggan untuk kembali mengolah sawahnya.
Untuk memulihkan semangat petani, Pemerintah Kota Pekalongan menggandeng Bank Indonesia dan TNI AD dalam program reaktivasi lahan eks rob.
Baca Juga:Pekerja PT Kabana Tagih Hak dan Pesangon Usai Pabrik Dilelang dan DipailitkanDana Desa Sawahjoho Diduga Diselewengkan, Inspektorat Temukan Kerugian Negara Rp90 Juta
Hasilnya mulai terlihat. Sebuah panen perdana padi varietas Biosalin digelar di lahan pertanian Klidungan, Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
“Panen perdana ini menjadi harapan baru. Dengan varietas Biosalin, potensi lahan pertanian seluas 95 hektar bisa dihidupkan kembali,” kata Lili Sulistyawati, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan, Senin (20/5/2025).
Menurut Lili, varietas padi Biosalin yang didatangkan dari Bogor ini ternyata sangat cocok ditanam di lahan yang sebelumnya tergenang rob. Bahkan, dibandingkan dengan daerah lain seperti Banten, Pekalongan justru lebih cepat panen meski baru satu kali tanam.
“Di Banten itu baru panen setelah 3 sampai 4 kali tanam, tapi di Kota Pekalongan ini baru sekali tanam langsung berhasil panen. Kami koordinasi dengan Kodim 0710 untuk bantu pengolahan lahan. Rencana awal 5 hektar, tapi karena cuaca ekstrem hanya bisa digarap 3 hektar,” ujarnya.
Lili menyebutkan, keberhasilan ini bisa menjadi motivasi bagi para petani yang selama ini meninggalkan lahannya karena trauma banjir rob.
“Kami punya 721 hektar sawah aktif, tapi itu hanya mampu mencukupi sekitar 15 persen kebutuhan beras masyarakat Kota Pekalongan. Sisanya masih harus didatangkan dari luar daerah,” jelasnya.
Ia optimis jika 95 hektar lahan di Pekalongan Utara benar-benar bisa digarap kembali, maka hal ini bukan hanya mengurangi ketergantungan pasokan dari luar kota, tapi juga membangkitkan kembali perekonomian petani lokal.
Baca Juga:Tumbang 1-4 dari Persid Legend Sidorejo, Forwaken Tetap Junjung Sportivitas dan SilaturahmiWabup Sukirman Sampaikan Tiga Raperda Strategis dalam Rapat Paripurna DPRD Pekalongan
Kegiatan panen ini menjadi simbol kebangkitan sektor pertanian Kota Pekalongan yang sempat lumpuh akibat bencana rob tahunan. Pemerintah bersama stakeholder terus mendorong agar lahan-lahan tidur di wilayah rawan rob bisa kembali digarap secara maksimal.