PEKALONGAN.ID,KOTAPEKALONGAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menggelar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 dengan menekankan pentingnya pemantauan kesehatan anak secara menyeluruh di seluruh puskesmas. Agenda ini sekaligus menjadi wujud nyata komitmen Pemkot dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak serta percepatan penanganan stunting di Kota Pekalongan.
Kegiatan tersebut turut dipantau langsung oleh Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya di Puskesmas Medono, Rabu (23/7/2025). Menurutnya, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang mengamanatkan pelaksanaan kunjungan berkala ke puskesmas untuk memastikan kondisi anak-anak di tiap wilayah tetap terpantau.
“Pemantauan kesehatan anak melalui puskesmas bukan hanya kegiatan rutin, tetapi bentuk sinergi yang kita harapkan mampu menekan angka kematian ibu melahirkan, bayi baru lahir, dan kasus stunting yang masih terjadi meskipun sudah menunjukkan penurunan di Kota Pekalongan,” ujar Wali Kota yang akrab disapa Aaf itu.
Baca Juga:Wakil Wali Kota Pekalongan Tinjau Penataan Permukiman Clumprit Degayu, Pastikan Proyek Berjalan Sesuai RencanaMadrasah Jadi Pilihan Utama Pendidikan di Pekalongan, Kualitas dan Akhlak Jadi Daya Tarik Utama
Aaf juga menjelaskan bahwa seluruh layanan pemeriksaan bagi ibu hamil telah difasilitasi secara gratis oleh pemerintah. Pemeriksaan ini dilakukan enam kali selama masa kehamilan sembilan bulan untuk memastikan kesehatan ibu serta perkembangan janin berjalan optimal.
“Semua layanan sudah kami fasilitasi. Pemeriksaan ibu hamil gratis, enam kali dalam sembilan bulan. Ini bagian dari upaya preventif kita agar ibu dan bayi terpantau kesehatannya sejak dini,” imbuhnya.
Dalam peninjauannya, Wali Kota Aaf menemukan beberapa kasus anak dengan gangguan kesehatan, termasuk anak dengan berat badan kurang dan yang hanya bisa mengonsumsi susu melalui selang (sonde). Ia menekankan pentingnya penanganan serius dan pendampingan jangka panjang terhadap kasus-kasus seperti itu.
“Kita lihat sendiri ada anak yang berat badannya kurang, bahkan tidak bisa minum susu secara langsung. Ini tidak bisa dianggap sepele. Harus ada pendampingan terus-menerus, dan ini menjadi perhatian serius kita ke depan,” tandasnya.
Aaf juga memberikan pesan tegas kepada para orang tua agar tidak segan melaporkan kondisi gizi buruk anak mereka kepada petugas kesehatan. Menurutnya, keterbukaan adalah kunci keberhasilan penanganan.