KUPS Jaya Mandiri Makmur Hadir Bantu Pemerintah Wujudkan Batang Zero Waste

Pengolahan sampah oleh KUPS Jaya Mandiri Makmur.
Budi Arifin (tengah) saat memperlihatkan proses pengolahan sampah residu menggunakan alat pembakaran yang tersedia.
0 Komentar

BATANG – Kabupaten Batang tengah menghadapi ancaman darurat sampah setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randu Kuning dinyatakan melebihi kapasitas.

Pemerintah daerah tengah menyiapkan lahan TPA baru, namun upaya itu dinilai perlu diiringi inovasi dan kolaborasi lintas pihak.

Di tengah situasi itu, muncul langkah berani dari warga Desa Ujungnegoro, Budi Arifin. Lewat Kelompok Usaha Pengolahan Sampah (KUPS) Jaya Mandiri Makmur, ia menawarkan pengelolaan sampah berkelanjutan dengan konsep 3R: reduce, reuse, recycle — sebagai pendekatan pengelolaan sampah berkelanjutan.

Baca Juga:Gubernur Luthfi Kian Percaya Diri Jawa Tengah Jadi Magnet Investasi HijauSEG Solar Resmi Beroperasi di Batang, Tonggak Baru Industri Hijau Indonesia

Di lahan pribadinya seluas dua hektare, Budi mengolah sampah masyarakat menjadi tiga kategori: anorganik, organik, dan residu.

“Jaya Mandiri Makmur hadir untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah sampah. Kami mengambil sampah masyarakat untuk dipilah dan diolah menjadi sampah anorganik, organik, dan residu,” ujar pengusaha muda Desa Ujungnegoro itu, Selasa (13/8).

Sampah anorganik seperti kardus dan botol plastik dipisahkan karena memiliki nilai jual. Sampah organik diolah menjadi kompos, sedangkan sampah residu dibakar menggunakan alat pembakaran yang tersedia.

Mantan Kepala Desa Ujungnegoro ini mengakui upaya yang dijalankan masih terkendala keterbatasan peralatan. Ia berharap dukungan pemerintah melalui kolaborasi pentahelix — yang melibatkan unsur pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media.

“Kalau berjalan baik, kami yakin Batang zero waste bisa terwujud,” kata Budi yang didampingi konsultan, Lutfi Fuad.

Ke depan, KUPS Jaya Mandiri Makmur menargetkan berkembang menjadi pusat daur ulang (PDU). Produk olahan yang dihasilkan diharapkan bernilai jual tinggi, seperti kertas daur ulang, biji plastik, bahan bakar minyak dari plastik, maupun Refuse Derived Fuel (RDF) — bahan bakar alternatif hasil pengolahan sampah yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik atau industri.

Saat ini, KUPS Jaya Mandiri Makmur melayani pengambilan sampah dari sekitar 200 an lebih nasabah di Desa Ujungnegoro, dengan volume harian 0,8–1 ton.

Baca Juga:Terminal Multipurpose KEK Industropolis Batang Siap Beroperasi, Pangkas Biaya Logistik PerusahaanFashion Show Warnai HUT ke-22 SMAN 1 Gringsing

Layanan tidak hanya mencakup rumah tangga, tetapi juga badan usaha dan lembaga pendidikan, yang membayar retribusi sebagai imbalan jasa.

Budi menambahkan, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan desa-desa lain yang ingin memanfaatkan layanan ini. Menurutnya, penerapan 3R tidak hanya mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.

0 Komentar