Dukungan penuh juga datang dari Balai Besar BRMP Biogen Kementan Bogor. Kepala BRMP Biogen, Arif Surahman, menjelaskan bahwa masalah intrusi salin bukan hanya dialami Pekalongan, tetapi juga banyak wilayah pesisir Indonesia.
“Secara nasional ada sekitar 400.000 hektare lahan yang terkena intrusi salin. Itu potensi besar untuk mendukung Asta Cita kedua. Dengan teknologi Padi Biosalin I dan II, lahan tersebut bisa kembali produktif,” kata Arif.
Ia menambahkan, produktivitas varietas Biosalin bisa sangat tinggi, yakni hingga 8,7 ton per hektare untuk Biosalin I dan 9,2 ton per hektare untuk Biosalin II bila sudah adaptif. “Di Kota Pekalongan, lahan eks rob yang 8 tahun tak produktif kini bisa ditanami lagi. Dengan dukungan Pemkot dan BI Tegal, hasil awal sudah bagus dan masih bisa ditingkatkan,” tegasnya.
Baca Juga:Warga Bojongminggir Pekalongan Tolak Cafe Remang-remang Perusak Moral, Minta Pemerintah Bertindak!Pekalongan Tuan Rumah Praporprov Bulutangkis 2025: Tujuh Kabupaten/Kota Beradu di GOR Unggul Jaya!
Menurut Arif, keberhasilan Pekalongan mengubah lahan eks rob menjadi lumbung pangan baru menjadi inspirasi bagi daerah lain di sepanjang Pantura. “Program ini sekaligus membuktikan bahwa dengan kolaborasi pemerintah, lembaga keuangan, peneliti, dan masyarakat, masalah lingkungan bisa diubah menjadi peluang ekonomi dan ketahanan pangan,” pungkasnya. (way)