Selain edukasi, pemerintah menyediakan obat pencegahan HIV atau Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) di 10 puskesmas dan rumah sakit. Namun, menurut Dirgahayu, antusiasme masyarakat masih rendah.
“Banyak yang berhenti setelah bulan pertama karena merasa sehat. Padahal obat ini gratis dan sangat efektif mencegah HIV,” katanya.
Fenomena maraknya komunitas gay di media sosial dinilai dapat memperluas jejaring seksual berisiko, yang pada akhirnya bisa mempercepat penyebaran HIV jika tidak diimbangi dengan edukasi dan akses layanan kesehatan.
Baca Juga:LP Ma'arif NU Pekalongan Kirim 121 Atlet ke Porsema XIII Jateng, Targetkan Masuk 15 Besar!Siswa MTs Jadi Korban Pembacokan, RSUD Batang Pastikan Biaya Operasi Ditanggung Penuh!
“Kita tidak bisa menutup mata. Komunitas ini ada dan terus berkembang. Yang penting sekarang adalah memberi edukasi, membuka akses kesehatan, dan mengurangi stigma agar pencegahan bisa berjalan efektif,” tegas Dirgahayu.(nov)