Dekranasda Pekalongan Monev UMKM Batik, Pastikan Inovasi Tumbuh di Tengah Gempuran Batik Printing

Dekranasda Pekalongan Monev UMKM Batik, Pastikan Inovasi Tumbuh di Tengah Gempuran Batik Printing
ISTIMEWA MONEV - Dekranasda Kota Pekalongan kembali melaksanakan kegiatan rutin tahunan berupa monev UMKM binaan, khususnya sektor batik.
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Pekalongan melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) tahunan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan, dengan fokus utama pada sektor batik. Langkah ini dilakukan untuk memastikan identitas dan kekuatan ekonomi lokal tersebut terus tumbuh dan berinovasi.

Monev berlangsung selama dua hari, mengunjungi beberapa sentra batik ternama, termasuk Batik Oszha Kauman, Batik Humam Setono, Batik Metaflora Dekoro, dan Lycryx Decoupage Pringrejo.

Ketua Dekranasda Kota Pekalongan, Inggit Soraya, saat ditemui di Batik Oszha Kauman, Selasa (28/10/2025), menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah agenda rutin untuk memantau perkembangan UMKM.

Baca Juga:Penataan Wajah Kota Batang, Pemkab Bongkar 12 Bangunan Liar di Jl RE Martadinata untuk Proyek TrotoarDisetujui KLH, Pemkot Pekalongan "Gaspol" Tuntaskan Sampah Usai Operasional TPA Degayu Diperpanjang 6 Bulan

“Ini kegiatan rutin tahunan kita. Ada kegiatan dari Dekranasda untuk monev ke UMKM binaan, untuk melihat perkembangan dari segi produksi, pemasaran, omzet, serta kendala yang dihadapi. Harapannya, Dekranasda dapat terus memberikan dukungan dan pendampingan agar UMKM semakin maju,” ujarnya.

Inggit menambahkan, kegiatan ini juga menjadi wadah komunikasi dua arah, di mana Dekranasda mendengarkan kebutuhan UMKM, termasuk masukan terkait pelatihan pengembangan produk dan strategi pemasaran digital.

1.300 UMKM Batik Hadapi Gempuran Printing

Sekretaris Dekranasda Kota Pekalongan, Fitria Yuliani Kartika, menyebutkan, jumlah UMKM batik di kota ini mencapai sekitar 1.300 unit usaha. Sebagian besar pelaku usaha kini telah beradaptasi dengan pemasaran digital.

Meskipun demikian, mereka menghadapi tantangan besar dari maraknya batik printing yang dijual dengan harga lebih murah. Fitria menegaskan, pasar batik tulis dan batik cap asli tetap memiliki peminat tersendiri karena kualitas bahan dan proses pembuatannya yang bernilai tinggi.

“Bagi mereka yang paham tentang batik, tentu akan memilih batik asli meskipun harganya lebih tinggi. Karena dari segi proses dan bahan, batik asli jauh lebih berkualitas dibandingkan batik printing,” tuturnya.

Untuk menjaga daya saing, Dekranasda berkomitmen memberikan fasilitas dan pembinaan, termasuk menyediakan showroom dan memfasilitasi keikutsertaan dalam pameran berskala nasional maupun internasional. (nul)

0 Komentar