Cancel Culture: Tren untuk Dihapus atau Dipertahankan?

Cancel culture, budaya untuk dihapuskan atau dipertahankan?
Cancel culture, budaya untuk dihapuskan atau dipertahankan? (Sumber: freepik.com)
0 Komentar

Cancel culture merupakan bentuk boikot yang belakangan ramai di kalangan khalayak khususnya warganet sosial media. Perilaku ini mengacu pada penghapusan atau penolakan terhadap seseorang, organisasi, produk, merek, atau apa pun itu karena isu tertentu yang tidak disetujui oleh suatu komunitas atau dianggap menyinggung mereka.

Cancel culture juga didefinisikan sebagai penarikan dukungan untuk tokoh masyarakat atau perusahaan setelah mereka mengatakan, melakukan, atau bersikap sesuatu yang dianggap tidak menyenangkan atau menyinggung. Budaya ini sering dilakukan di sosial media yang melibatkan bentuk mempermalukan pihak yang diboikot.

Lebih sederhananya, orang atau kelompok yang melakukan cancel culture memutuskan untuk berhenti memberikan dukungan kepada seseorang atau sesuatu berdasarkan pelanggaran yang nyata.

Baca Juga:Wajar Untuk Cemburu, Ini 5 Cara yang Sehat untuk MengekspresikannyaGlimmer: Lawan dari Trigger, Picu Kamu Merasa Aman dan Nyaman

Survei yang dilakukan pada tahun 2020 oleh Pew Research Center menyoroti kontroversi seputar cancel culture di mana 38%  menganggap bahwa budaya ini adalah tentang bagaimana orang menghukum pihak tertentu di sosial media karena hal yang tidak pantas, sedangkan 58% responden merasa bahwa itu membantu mereka meminta pertanggungjawaban atas tindakan yang tidak dapat diterima.

Alasan cancel culture sangat beragam, sedangkan yang paling umum adalah untuk menyediakan momen pelajaran, membuat orang mempertimbangkan konsekuensi atas pernyataan atau perilaku yang dia ambil, mengekspos rasisme dan seksisme, membuat orang berpikir sebelum berbicara, dan membuat orang dapat bertanggung jawab atas perilaku dan pernyataannya.

Dampak Positif Cancel Culture

Cancel culture dapat membantu untuk menghentikan perbuatan yang salah dan mengatasi ketidakseimbangan. Contohnya, pada tahun 2016, banyak anggota dari komunitas film yang memboikot Oscars karena rendahnya tingkat keberagaman di antara pihak yang masuk nominasi. Budaya ini membantu mempromosikan perubahan sosial, di mana pada tahun 2019 Oscars mencetak rekor nominasi terbanyak untuk sutradara kulit hitam.

Sebuah komunitas yang berlandaskan tujuan bersama dapat memberdayakan atau memberikan kekuatan pada sosial. Cancel culture juga dapat membuat orang berpikir dua kali sebelum berperilaku tidak seharusnya atau mengunggah pemikiran dan opini yang berpotensi menyinggung pihak tertentu.

0 Komentar