WONOPRINGGO – Petani dari Desa Galangpengampon, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Ahmad Asadi (53), tewas terbakar saat membakar ilalang di area persawahan miliknya di Dukuh Sibetok di desanya, Senin (30/10/2023).
Kapolsek Wonopringgo Iptu Calim, kemarin, mengatakan, Unit Reskrim Polsek Wonopringgo telah menerima laporan penemuan mayat di area persawahan Dukuh Sibetok, Desa Galangpengampon. “Senin malam, sekitar pukul 20.15 WIB, kami menerima laporan penemuan mayat itu,” ujarnya.
Peristiwa bermula ketika korban Ahmad, warga Dukuh Galangwolu, Desa Galangpengampon membersihkan ilalang di area sawah miliknya. Korban pada Senin pagi, sekitar pukul 07.00 WIB, berangkat dari rumah menuju sawah untuk membersihkan rumput. Menjelang waktu sholat Dzuhur, korban sempat pulang ke rumah, kemudian berangkat lagi ke sawahnya.
Baca Juga:BPS Tunjuk Kelurahan Degayu sebagai Desa CantikWawalkot Minta DLH Awasi Pembuangan Limbah ke Kali Banger
Menjelang waktu sholat Magrib, istri korban Nurbaiti (47) merasa khawatir. Sebab korban tak kunjung pulang. Selanjutnya, ia meminta tolong kepada Zarkasi, selaku Ketua tim relawan desa tanggap bencana (tim Destana) Desa Galangpengampon untuk mencari keberadaan suaminya.
Selanjutnya, Zarkasi mengajak anggota tim relawan Destana lainnya serta warga untuk mencari keberadaan korban. Setelah dilakukan pencarian, sekitar pukul 20.00 WIB, korban berhasil ditemukan di sawah miliknya di Dukuh Sibetok.
“Jadi saat ditemukan, posisi korban dalam keadaan terlentang, masih menggunakan pakaian lengkap, sepatu boot (bahan kulit) dan kaos tangan (bahan kulit), kedua kaki dan tangan korban mengalami luka bakar (melepuh),” ungkap Kapolsek Wonopringgo.
Dijelaskan, dari lokasi ditemukannya korban yang berjarak sekitar 2 meter, terdapat bekas ilalang yang baru terbakar. “Dan diduga ilalang tersebut dibakar oleh korban sendiri,” kata Iptu Calim.
Dari keterangan keluarga, lanjut dia, sehari sebelumnya korban sudah membersihkan lahan miliknya yang berada di lokasi yang lain dengan cara membakar semak belukar yang kering.
Jasad korban kemudian dievakuasi untuk dibawa ke rumah duka. Sementara itu, dari pihak keluarga korban menerima kejadian itu sebagai musibah dan takdir dari Allah SWT. Keluarga korban juga menolak untuk dilakukan pemeriksaan otopsi.(had)