Rajaban, Tradisi Khas Warga Rifa’iyah dalam Memeringati Isra Miraj

Tradisi khas warga Rifa'iyah memperingati Isra Miraj
Rajaban merupakan tradisi khas warga Rifa'iyah memeringat isra' mi'raj. (foto. created by Siska Nau)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Warga Rifa’iyah memiliki tradisi khas dalam memperingati Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, yang mereka sebut dengan istilah Rajaban. Isra miraj diketahui merupakan peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW yang dilakukan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa sehingga disebut isra, lalu naik (miraj) ke Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah .

Dari perjalanan ini, Nabi Muhammad membawa oleh-oleh berupa salat lima waktu. Peristwa Isra’ Miraj menjadi salah satu peringatan hari besar Islam dan banyak umat islam yang merayakan, karena dari peristiwa tersebut umat islam mendapat kewajiban yang dilakukan hingga sekarang.

Rifa’iyah sendiri adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh ulama kharismatik bernama KH. Ahmad Rifa’i, beliau adalah seorang ulama dan pejuang yang menerjemakan kitab Arab ke dalam bahasa Jawa pegon, hal ini dilakukan agar memudahkan masyarakat Jawa untuk belajar agama. Gerakan KH. Ahmad Rfa’i telah dimulai pada masa penjajahan kolonial Belanda, namun pada tahun 1275 mengalami krisis karena kitab yang dikarang oleh KH. Ahmad Rifa’i disita Belanda dan dibawa ke negaranya. Para pengikut KH. Ahmad Rifa’i atau biasa disebut warga Rifa’iyah masih banyak tersebar di Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang.

Baca Juga:Drakor Terbaru: The Heavenly Idol, Kisahkan Pendeta yang Bertransformasi Menjadi IdolTakut Bicara ? Ini Penyebab dan 4 Tipsnya Oh Su Hyang

Sebagai organisasi kemasyarakatan, Rifa’iyah resmi berdiri pada 7 Mei 1965, walau pelopor gerakan Rifa’iayah telah meninggal dunia, namun ajarannya masih hidup dan berkembang hingga sekarang karena dilestarikan oleh warga rifa’iyah.

Untuk diketahui, hingga saat ini kitab-kitab karya KH. Rifa’i sendiri masih bersemayam di museum di Belanda. Warga Rifa’iyah juga terus mengupayakan agar karya-karya bersejarah tersebut bisa dikembalikan ke Indonesia dan sisimpan di Museum KH. Ahmad Rifa’i yang ada di Kabupaten Batang. Saat ini di Kota Batang juga sedang dibangun gedung Rifa’iyah yang berlokasi di Jl Dr. Sutomo, tepatnya di depan Kantor Pertanahan/BPN Batang.

0 Komentar