RADARPEKALONGAN.ID – Mengenal berbagai tahapan kesedihan, kehilangan, duka tentu bukanlah suatu hal yang mudah untuk sebagian orang.
Kesedihan yang seseorang rasakan bisa hilang dalam waktu yang lama atau bahkan akan terus membekas pada kehidupan orang yang mengalaminya. Terkadang ketika sedang merasakan kesedihan, kita seringkali menutup diri dan tidak ada yang lebih sedih dari diri sendiri.
Tapi tahukah kamu berbagai tahapan kesedihan yang kamu rasakan ternyata merupakan perasaan yang normal dan pernah dirasakan bagi siapa saja manusia yang merasakan kehilangan.
Baca Juga:5 Cara Menghemat Listrik, Supaya Tagihan Tidak MembludakMengenal Lebih Jauh Anger Issues Serta Tanda-Tandanya
Setiap orang tentu dapat mengalami tahapan kesedihan dalam jangka waktu serta berbagai bentuk yang berbeda-beda. Akan tetapi, tahapan-tahapan kesedihan pada umumnya dapat membawa seseorang untuk melalui proses yang sama yaitu dimulai dari tahap amarah yang meluap sehingga akhirnya mencapai ke tahapan penerimaan.
Dilansir dari Gramedia, seorang penulis sekaligus psikiater, Elisabeth Kubler Ross yang berasal dari Amerika Swiss pada tahun 1969 mengusulkan sebuah teori yang dikenal dengan The Five Staged of Grief yang memiliki arti yakni 5 tahapan kesedihan. Teori inilah yang menyatakan bahwa setiap orang dapat mengalami 5 tahapan kesedihan ketika sedang menghadapi kesedihan.
Tetapi sebelum mendalami tentang kelima tahapan kesedihan tersebut, penting untuk diketahui bahwa Kubler Ross awalnya hanya mengenalkan teori ini bukan untuk menjelaskan mengenai proses ketika seseorang kehilangan orang yang dicintai. Teori inilah yang memberikan gambaran mengenai kondisi ketika seseorang mengetahui bahwa dirinya tengah mengidap penyakit yang cukup parah.
Beberapa tahapan kesedihan
Adapun menurut Kubler-Ross, terdapat lima tahapan kesedihan yang dialami oleh para pasien yang divonis terkena penyakit yang cukup parah tersebut saat mengetahui perihal berita buruk tersebut.
Adapun tahapan-tahapan yang mereka alami yaitu penyangkalan (denial). Marah (anger), menawar (bargaining), depresi (depression), dan yang terakhir yakni penerimaan (acceptance).
Berbagai tahapan yang sama ternyata juga dapat terjadi kepada para anggota keluaraga dan juga orang-orang yang dekat dengan pasien ketika pasien tersebut meninggal. Sehingga pada akhirnya teori ini dipakai untuk menjelaskan mengapa seseorang dapat merasa sedih yang begitu mendalam elama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah kehilangan orang yang ia sayang dan cintai.