Radarpekalongan.id – Legenda Timnas Brasil yang mempersembahkan tiga kali trofi Piala Dunia, Pele meninggal dunia pada usia 82 tahun.
Pele sebelumnya harus berjuang melawan kanker usus besar dalam beberapa tahun terakhir dan dirawat di Rumah Sakit Albert Einstein Israel di Sao Paulo pada akhir November.
Pihak keluarga selalu berada di sisinya selama momen Natal setelah dia dipindahkan ke perawatan paliatif.
Baca Juga:Suporter Persip Pekalongan: Kita Sudah Terlalu Lama di Liga 3Lewati Hartono Bersaudara, Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia
Putri Pele, Kely Nascimento, menulis di Instagram: “Kami berterima kasih kepada Anda. Kami sangat mencintaimu. Beristirahatlah dalam damai.”
Sebuah pernyataan di akun Instagram resmi Pele menuliskan: “Inspirasi dan cinta menandai perjalanan Raja Pele, yang meninggal dengan damai hari ini.”
“Dalam perjalanannya, Edson mempesona dunia dengan kejeniusannya dalam olahraga, menghentikan perang, melakukan kerja sosial di seluruh dunia dan menyebarkan apa yang paling dia yakini sebagai obat untuk semua masalah kita: cinta.”
“Pesannya hari ini menjadi warisan bagi generasi mendatang. Cinta, cinta dan cinta, selamanya.”
Sementara Federasi Sepak Bola Brasil memposting gambar Pele merayakan salah satu dari sekian banyak golnya, mengatakan “RIP Pele” bersama tiga emoji mahkota.
Pria dengan nama asli Edson Arantes do Nascimento itu mencetak 77 gol dalam 92 penampilan untuk Brasil dan membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak Selecao sepanjang masa.
Dianggap sebagai salah satu pesepakbola terbaik dalam sejarah permainan, Pele mengawali penampilan tim nasional pertamanya pada usia 16 tahun dan melakukan debut turnamennya dalam Piala Dunia 1958 di Swedia.
Baca Juga:Hadapi Thailand, Ujian Timnas Indonesia yang Sesungguhnya3 Pemain Absen, Pelatih Persip Pekalongan Gatot Barnowo Putar Otak Hadapi Final Liga 3 Jateng
Kemudian, dia mencetak dua gol dalam kemenangan 5-2 atas tuan rumah di final dan juga tampil dalam kemenangan Brasil pada 1962 di Chili.
Pele mengangkat trofi Jules Rimet untuk rekor ketiga kalinya pada tahun 1970 dan kembali mencetak gol di final dalam kemenangan 4-1 atas Italia.
Setelah menghabiskan 18 tahun dengan klub masa kecil Santos, sang striker pindah ke New York Cosmos selama dua tahun sebelum gantung sepatu pada tahun 1977.(nul)