- Sakit membawa kepada muhasabah
Apabila seseorang sakit, ia akan kembali kepada Rabb-nya dan memulai untuk melakukan intropeksi terhadap dirinya sendiri atas segala kekurangan dalam ketaatan, dan menyesali tenggelamnya dia dalam nafsu syahwat, perbuatan haram serta penyebab-penyebab yang mengarah kepadanya.
Bisa jadi karena rasa sakit yang diderita orang yang sakit membuatnya mengadu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan bisa jadi pula karena sakit itu mematahkan nafsu syahwat, maka jadilah keinginan hamba saat sakit adalah kesembuhan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Musibah yang engkau terima dengannya terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik bagimu daripada nikmat yang membuatmu lupa untuk berdzikir kepada-Nya Subhanahu wa Ta’ala.
Baca Juga:Hujan Lebat, Talud Jalan Desa Lumeneng Longsor9 Target Operasi Keselamatan Lalu Lintas Candi 2023 Polres Pekalongan, Bukan Sekadar Tidak Memakai Helm Standar
- Sakit menjadi penyebab kembalinya hamba kepada Rabb-Nya
Hikmah sakit menurut Islam selanjutnya adalah sakit menjadi penyebab kembalinya hamba kepada Rabb-Nya. Bagian ini merupakan pelengkap bagian sebelumnya, cobaan merupakan penyebab kembalinya hamba kepada Rabb mereka, yaitu pada saat Dia Subhanahu wa Ta’ala menghendaki kebaikan terhadap mereka. Karena inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
[ وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَى أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُم بِالْبَأْسَآءِ وَالضَرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ]
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri” [Al-An’aam/6:42]
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
[ وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ]
“Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)” [Al-A’raaf/7:168]
Yazid bin Maisarah rahimahullah berkata : Sesungguhnya hamba menderita sakit, sedangkan dia dalam keadaan tidak mempunyai amal kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan sebagian kesalahannya di masa lalu, kemudian keluarlah air matanya yang sebesar kepala lalat karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala membangkitkannya dalam keadaan suci, atau Dia Subhanahu wa Ta’ala mengambilnya (mewafatkannya), maka Dia Subhanahu wa Ta’ala mengambilnya dalam keadaan suci.
- Tetapnya amal ibadah orang yang sakit, selama sakit menghalanginya darinya