Menurut teori terapi kognitif, pikiran dan nilai yang dimiliki menentukan caramu memandang diri sendiri dan dunia di sekitar. Pola berpikir negatif di mana merupakan pikiran yang didasarkan pada pesimisme, dapat berdampak negatif pada perasaan, emosi, dan kesehatan mentalmu.
Persepsi berbahaya ini adalah masalah umum yang dapat menyebabkan gejala gangguan suasana hati dan kecemasan. Namun, pola berpikir negatif berbeda dengan keyakinan yang turut mengambil andil dalam menciptakan kacamatamu.
Untuk mengatasi pola berpikir negatif dan bagaimana hal tersebut merugikan diri sendiri, penting untuk memahami definisinya dan bagaimana hal itu berbeda dengan keyakinan.
Keyakinan yang Mengalahkan Diri Sendiri
Baca Juga:8 Tips Law of Attraction untuk Manifestasikan MimpimuCara Kerja Law of Attraction, 3 Area Kehidupan yang Bisa Dijangkau
Sistem kepercayaan yang kamu miliki terdiri dari pandangan, sikap, dan nilai pribadi. Keyakinan selalu membersamaimu, membentuk caramu untuk melihat diri sendiri dan dunia di sekitar. Keyakinan yang mengalahkan diri sendiri dapat membuatmu gagal dan tidak puas
Misalnya, jika kamu memiliki keyakinan yang cenderung pada pola berpikir negatif bahwa harga dirimu semata-mata ditentukan oleh pencapaian yang kamu buat, kamu hanya akan merasa puas ketika kamu unggul dalam karier, dapat mencapai tujuan, atau mencapai tingkat status yang diinginkan
Keyakinan yang mengalahkan diri sendiri ini terbagi ke dalam dua hal, yakni keyakinan intrapersonal yang kamu miliki tentang dirimu sendiri, dan keyakinan interpersonal yang berkaitan dengan hubunganmu dengan orang lain.
Pola Berpikir Negatif
Tidak seperti keyakinan yang mengalahkan diri sendiri, pola berpikir negatif tidak selalu menyertaimu. Sebaliknya, mereka hanya muncul ketika kamu dihadapkan pada suatu masalah. Juga dikenal sebagai distorsi kognitif, pikiran negatif ini muncul di benakmu selama masa stres dan memperkuat keyakinanmu yang merugikan diri sendiri.
Misalnya, mungkin kamu memiliki keyakinan yang merugikan diri sendiri bahwa nilaimu hanya ditentukan oleh pencapaian. Kamu mungkin merasa baik-baik saja selama kamu mampu mencapai tujuan secara konsisten.
Namun, ketika menghadapi kemunduran atau hambatan yang tidak terduga, pola berpikir negatif dapat menyebabkan kamu menganalisis secara berlebihan atau membesar-besarkan tingkat keparahan suatu situasi, yang pada akhirnya memicu kecemasan yang tidak berdasar.