Mungkin karena beban tubuh bertambah dan kelelahan, beratnya perjuangan ibu hamil juga ditandai oleh mood -nya yang mudah memburuk, mooding -an. Tahu-tahu masuk kamar sesenggukan, atau mendiamkan suami karena dianggap tak peka. Bisa dimaklumi bagaimana beratnya beban ibu hamil, apalagi jika urusan domestik dari dapur, sumur sampai kasur (eh, yang terakhir ini dibahas setelah ini ya) tak berkurag sedikitun.
Ibu hamil butuh mood yang baik. (freepik)
Maka penting bagi para suami untuk lebih respek dan peduli, berinisiatif membantu cuci piring atau nyapu dengan ngepel, syukur-syukur kalau gantian masak di dapur. Karena meski terlihat sepele, memasak itu amat meguras tenaga loh gaes. Apalagi kalau stok bahan-bahan di dapur tak sesuai espektasimu yang ingin masak ini dan itu.
4. Insecure dalam Aktivitas Seks
Tema ini seringkali dianggap sensitif, padahal ini relate dengan kebutuhan dasar (fitrah) manusia, apalagi yang bagi suami istri. Tapi bicara sensitif, soalan seks ini memang lebih sensitif bagi seorang ibu hamil. Jangan berpikir istrimu yang hamil tak ingin memenuhi kebutuhan biologisnya. “Tapi kayaknya nafsu seksnya turun selama kehamilan.” Begitu kesimpulan Ferguso yang mungkin sedikit tidak peka. Ya, soal kebutuhan seks ini juga memperkuat fakta beratnya perjuangan ibu hamil.
Kepekaan dan kepedulian suami amat dibutuhkan ibu hamil. (freepik)
Baca Juga:[PUISI] MEMELUK RINDULima Wilayah Pesisir Kendal Sukses Ditanami Total 8.000 Mangrove
Sebetulnya bukan nafsu seksnya yang turun, perempuan hamil tetap ingin memenuhi kebutuhan seksualnya secara normal. Apalagi 9 bulan ia jalani tanpa halangan siklus menstruasi kan. Persoalannya, banyak perempuan mendadak insecure untuk berinisiatif memulai rutinitas yang satu ini ke suami. Kok bisa?
Begini ceritanya, bro. Beberapa perempuan hamil merasa tubuhnya menjadi kurang menarik karena bentuknya yang mungkin tidak jelas. Duh, maaf menggunakan bahasa ini ya. Maksudnya, perutnya yang membesar ini membuat sebagian perempuan merasa daya tarik seksualnya terhadap pasangan menurun. Nah, dinamika batin semacam ini renta dialami perempuan yang sedang hamil, apalagi menginjak usia kehamilan yang menua.
Banyak suami juga memilih mengurangi intensitas aktivitas seksualnya dengan istri karena alasan kasihan. “Dia kan sudah lelah, kagak tega gua!” Terlepas alasan ini jujur atau ngeles, para suami juga mungkin perlu lebih peka, bahwa sikapnya itu justru bisa membuat istrinya yang tengah hamil semakin bertambah insecure.