“Sekarang ini AI sudah dapat membuat gambar yang luar biasa menakjubkan, menghasilkan jenis cerita yang sangat menarik. Kini, tantangannya adalah sudah masuk ke level kritis atau belum. Contohnya, mesin AI mau bikin kreasi, murid jangan menerima begitu saja, coba kritisi hasil-hasil dari AI tersebut,” ujar Bukik.
Keempat, buatlah tugas yang terkait dengan relasi antar manusia. Bukik mengatakan, sampai hari ini, tugas relasional belum bisa digantikan oleh AI. Untuk hal ini, guru sudah harus dapat memberikan tugas tidak hanya memprioritaskan capaian individu.
“Jika fokusnya masih ke capaian individu, prestasi-prestasi dari individu bisa tersalip oleh AI,” tutur Bukik.
Baca Juga:BURUAN DAFTAR ! Mulai Kamis 18 Mei Mobil Pengguna Biosolar Subsidi Wajib Pakai BarcodeKomisi I DPRD Kab Slawi akan Konsultasi ke Kemendagri, PAW Desa Plumbungan Ditunda, Perbup Tegal No 4 Tahun 2020 Multitafsir
Terakhir kelima, coba bikin koneksi anatra tugas dengan area sosial-emosional. Skill seperti empati, kecerdasan emosional, serta kemampuan untuk memahami juga mengekspresikan perasaan dan emosi, itu adalah contoh yang tidak dapat dilakukan oleh teknologi seperti AI. (sep)