Bagaimana Media Sosial Mempengaruhi Kesehatan Mental
Para peneliti menemukan bahwa ada beberapa kerugian media sosial, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental.
Berkontribusi pada Depresi
Untuk teknologi yang seharusnya mendekatkan orang, itu bisa memiliki efek sebaliknya — terutama ketika ketidaksepakatan meletus secara online. Jejaring sosial telah dikaitkan dengan depresi, kecemasan, dan kesepian. Itu bisa membuat orang merasa terisolasi dan sendirian.
Satu studi tahun 2017 menemukan bahwa kaum muda yang menggunakan jejaring sosial lebih dari dua jam per hari cenderung mengkategorikan kesehatan mental mereka sebagai adil atau buruk dibandingkan dengan pengguna media sosial sesekali.
Baca Juga:Saling Menghargai dalam Hubungan, Realisasikan dengan 4 Cara IniMerasa Tidak Dihargai Oleh Pasanganmu? Bergeraklah dan Lakukan 6 Hal Ini
Sebuah studi berskala besar terhadap orang dewasa muda di AS menemukan bahwa pengguna media ini sesekali tiga kali lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gejala depresi daripada pengguna berat.
Menyakiti Harga Dirimu
Media sosial dapat menyebabkanmu mengalami perasaan tidak mampu tentang kehidupan dan penampilanmu. Bahkan jika kamu tahu bahwa gambar yang kamu lihat online dimanipulasi atau mewakili gulungan sorotan orang lain, gambar tersebut tetap dapat menimbulkan perasaan tidak aman, iri hati, dan ketidakpuasan.
Takut Ketinggalan
Fenomena kesehatan mental lain yang terkait dengan media sosial adalah apa yang dikenal sebagai FOMO, atau “takut ketinggalan”. Situs jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram memperburuk rasa takut bahwa kamu kehilangan sesuatu atau orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik daripada dirimu.
Dalam kasus ekstrim, FOMO dapat menyebabkanmu tertambat ke teleponmu di mana kamu terus-menerus memeriksa pembaruan atau menanggapi setiap peringatan.
Menyebabkan Penyerapan Diri
Berbagi selfie tanpa akhir serta pemikiran terdalammu di jejaring sosial dapat menciptakan keegoisan yang tidak sehat yang menyebabkan kamu fokus untuk membuat citra online-mu daripada membuat kenangan dengan teman dan anggota keluargamu di kehidupan nyata.
Nyatanya, upaya keras untuk terlibat dalam manajemen kesan atau mendapatkan validasi eksternal dapat menimbulkan kerugian psikologis, terutama jika persetujuan yang kamu cari tidak pernah diterima. Pada akhirnya, kurangnya umpan balik positif di media sosial dapat menyebabkan keraguan diri dan kebencian terhadap diri sendiri.