Sedangkan pengungkapan kasus korupsi semakin terbuka dan ada sanksi tegas maka akan semakin takut orang untuk korupsi.
Upaya membentengi diri
Upaya membentengi diri dari korupsi (Freepik)
Dari maraknya korupsi dan upaya membentengi diri, tidak hanya memahami bahayanya namun juga memantapkan diri untuk menjauhinya.
Butuh kesadaran tinggi dan konsisten untuk menjalankan upaya menjauhkan dari korupsi.
Baca Juga:7 Rekomendasi Motor Listrik buat Rider WanitaMenghayati Kembali Makna dan Tujuan Ibadah Haji
1. Membiasakan pola hidup sederhana
Dari maraknya korupsi dan upaya membentengi diri dengan menerapkan hidup sederhana. Hidup sederhana bukan hidup miskin namun hidup sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Kebutuhan seperti makan, sandang dan papan jika sudah terpenuhi tidak perlu mencari sumber dana untuk memenuhi gaya hidup mewah.
Lebih baik mengutamakan membantu orang banyak dari pada memperkaya diri sendiri.
2. Menumbuhkan perasaan ketuhanan
Dari maraknya korupsi dan upaya membentengi diri dengan menumbuhkan perasaan takut akan Tuhan.
Sekecil apapun celah untuk melakukan korupsi, jika kita merasa selalu diawasi oleh Tuhan maka tidak ada niatan untuk melakukan tindakan korupsi.
Sekecil apapun mengambil bukan hak kita maka akan ada balasan baik dunia dan di akherat kelak.
Mungkin pengawasan dari atasan, bawahan atau rekan kerja kurang namun pengawasan dari Tuhan demikian dekat.
Baca Juga:Belajar dari Kebangkitan JepangEfektif! Cara Mengelola Emosi Saat Marah
Kita harus membangun kesadaran bahwa tuhan melihat apa yang kita lakukan 1×24 jam. Maka sedikitpun celah korupsi kita akan merasa takut akan Tuhan.
3. Menata kembali pandangan kebutuhan
Dari maraknya korupsi dan upaya membentengi diri dengan memperbaiki pandangan kebutuhan.
Seringkali kita memandang bahwa kebutuhan kita yang utama adalah materi seperti harta benda atau uang.
Padahal kita semua bekerja tujuannya bukan untuk memperkaya diri saja, namun juga ada sumbangsih di masyarakat.
Misalkan pekerja di pemerintahan mempunyai tujuan untuk mengabdikan diri di masyarakat. Kebutuhan pegawai negeri sudah terpenuhi dengan adanya gaji, tunjangan beras, anak istri, thr, gaji ketiga belas dan lain-lain.
Maka harus bersyukur masih diberikan nikmat luar biasa. Dari pada melakukan korupsi namun merugi dan malu selamanya.
4. Menghayati hukuman untuk perilaku korupsi
Dari maraknya korupsi dan upaya membentengi diri dengan menghayati kembali hukuman dari perilaku korupsi. Sangsi dari pada pelaku korupsi tidak hanya dari hukumannya.