Contoh Penjilat
Seperti respons rasa takut dan trauma lainnya, fawning dapat terlihat dalam berbagai cara. Selain itu, beberapa perilaku mungkin merupakan respons menjilat dalam beberapa konteks tetapi mungkin juga sehat dalam konteks lain. Reaksi fawning terjadi khususnya ketika individu takut akan tanggapan atau reaksi jika mereka tidak membuat orang lain senang. Beberapa contoh fawning meliputi:
- Kesulitan menetapkan dan mempertahankan batasan yang sehat dalam hubungan
- Membuat keputusan berdasarkan apa yang diinginkan orang lain daripada kebutuhanmu sendiri
- Setuju dengan preferensi orang lain daripada menunjukkan preferensimu sendiri
- Terlibat dalam konflik dalam upaya untuk meredakan ketegangan, bahkan jika kamu tidak terlibat dalam situasi tersebut
- Menganggap dirimu bertanggung jawab atas perilaku orang lain
Jenis Trauma Apa yang Menyebabkan Respons Fawning?
Tidak ada satu cara yang benar untuk menanggapi rasa takut, pelecehan, dan trauma. Dua orang mungkin merespons stresor serupa dengan cara yang sangat berbeda. Selain itu, seseorang yang memiliki respons menjilat dalam satu situasi dapat terlibat dalam respons lari atau membekukan dalam situasi lain.
Baca Juga:5 Dampak Menjadi People Pleaser, Kamu Harus Segera Berhenti!People Pleaser: Mengapa Kamu Selalu Ingin Menyenangkan Semua Orang?
Orang yang melakukan pelecehan biasanya tidak melakukan kekerasan dalam setiap situasi dan interaksi. Faktanya, siklus pelecehan terdiri dari periode “bulan madu” ketika pelaku mungkin terlalu peduli terhadap korbannya dan periode tenang ketika perilaku pelecehan tidak ada. Hal ini dapat menyebabkan korban merasa bahwa, jika mereka hanya berperilaku dengan cara yang benar, siklus itu akan berakhir, dan pelaku akan tetap berada dalam fase hubungan yang tenang atau “bulan madu” sepanjang waktu.
Orang yang melakukan kekerasan juga sering mengontrol perilaku, keuangan, dan hubungan interpersonal korbannya, memaksa korban untuk mengandalkan mereka. Jika pelaku terlibat dalam gaslighting, korban mungkin merasa bahwa mereka tidak dapat mempercayai persepsi mereka sendiri, meningkatkan ketergantungan mereka pada pelaku.2 Pola dan siklus perilaku ini dapat menyebabkan ikatan trauma, atau ketika korban merasakan cinta dan keterikatan pada pelaku seringkali sampai mereka melindungi atau membela pelaku dari konsekuensi perilakunya.