RADARPEKALONGAN.ID, KOTA PEKALONGAN – Indeks Literasi Masyarakat (ILM) Kota Pekalongan mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2024, mencapai 94,37 persen dari sebelumnya 86,84 persen pada 2023. Kenaikan ini merupakan hasil kolaborasi berbagai program literasi, seperti festival literasi, roadshow, dukungan dari Bunda Literasi tingkat kecamatan dan kelurahan, serta peran aktif Duta Baca.
Dengan pencapaian tersebut, Kota Pekalongan menduduki peringkat keempat di Jawa Tengah, di bawah Magelang, Salatiga, dan Surakarta. Hal ini diungkapkan oleh Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Pekalongan, Puji Winarti, melalui Kepala Bidang Perpustakaan, Ismanto.
Tantangan dan Strategi Peningkatan Indeks Literasi
Ismanto menjelaskan, meskipun ILM mengalami kenaikan, Kota Pekalongan masih menghadapi tantangan berupa keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dalam pengelolaan perpustakaan. Kondisi ini membuat indikator literasi belum sepenuhnya tercapai.
Baca Juga:Polisi Tangkap Buruh Pekalongan Usai Beli Sabu, Barang Bukti DisitaDPRD Batang Siap Usulkan Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
“Tantangan utama kami adalah SDM yang belum mencukupi untuk mendukung pengelolaan perpustakaan secara optimal. Namun, kami terus berupaya agar indikator literasi dapat terpenuhi secara maksimal,” ujar Ismanto.
Ke depan, Pemerintah Kota Pekalongan akan merumuskan strategi baru untuk mendorong peningkatan indeks literasi. Salah satu langkah inovatifnya adalah safari literasi berbasis budaya, yang mengangkat nilai budaya dan sejarah lokal, termasuk eksplorasi naskah kuno.
“Kami juga merencanakan podcast literasi sebagai media edukasi. Dengan media ini, kami berharap literasi dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda,” tambahnya.
Penambahan Koleksi Buku dan Hibah Literasi
Pada tahun 2024, Pemerintah Kota Pekalongan melalui APBD telah menambah 204 judul buku, sehingga total koleksi perpustakaan mencapai 78.072 buku. Selain itu, bantuan dari pemerintah pusat berupa 350 buku untuk empat perpustakaan masyarakat (perpusmas) turut mendukung peningkatan literasi.
“Kami juga menerima hibah sebanyak 160 buku yang saat ini sedang dalam proses inventarisasi,” jelas Ismanto.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat menciptakan literasi yang inklusif dan berkelanjutan di Kota Pekalongan. “Kami optimistis dengan kolaborasi berbagai program, Kota Pekalongan mampu menciptakan budaya literasi yang kuat, berbasis kearifan lokal, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tutupnya.