RADARPEKALONGAN.ID, KEDUNGWUNI – Banjir bandang yang terjadi akibat luapan Sungai Welo dan Sungai Sengkarang di Kabupaten Pekalongan menyebabkan 46 rumah di Kecamatan Kedungwuni mengalami kerusakan parah. Sebanyak 42 rumah di antaranya roboh dan hanyut, sementara 4 rumah lainnya mengalami kerusakan ringan.
Camat Kedungwuni, Bambang Dwi Yuswanto, menjelaskan bahwa rumah-rumah terdampak tersebar di beberapa wilayah, yaitu Kelurahan Kedungwuni Timur, Kedungwuni Barat, dan Desa Pakisputih.
“Di Kelurahan Kedungwuni Timur ada 26 rumah yang rusak berat karena hanyut terbawa arus banjir. Sementara di Kedungwuni Barat, terdapat 16 rumah yang mengalami kerusakan sedang hingga berat. Adapun di Desa Pakisputih, terdapat empat rumah dengan kerusakan ringan,” ujar Bambang, Selasa (11/2/2025).
Baca Juga:DPRD Jateng Desak Pemerintah Percepat Perbaikan Jalan Pantura yang Rusak ParahUPTD PPA Kota Pekalongan Siap Perkuat Penanganan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
Selain menghancurkan rumah warga, banjir bandang juga merendam sejumlah sekolah di Kedungwuni. Material lumpur yang terbawa arus merusak perabotan, buku pelajaran, serta peralatan elektronik di beberapa sekolah. Sekolah yang terdampak di antaranya SDN 2 Kedungwuni, SDN 3 Kedungwuni, SDN 7 Kedungwuni, serta SDN Kedungpatangewu.
Tidak hanya itu, infrastruktur penghubung antarwilayah juga mengalami kerusakan serius. “Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Kedungpatangewu dengan Kelurahan Kedungwuni Barat ambruk akibat terjangan arus,” jelasnya.
Tanggap Darurat Berjalan Lancar, Warga Masih Butuh Bantuan
Bambang menambahkan bahwa proses tanggap darurat telah berjalan dengan baik. Saat ini, akses jalan sudah kembali terbuka dan aktivitas sosial mulai berangsur normal. Namun, permasalahan utama masih belum terselesaikan sepenuhnya.
“Sebagian warga yang kehilangan rumah masih tinggal di rumah susun (rusun) dan tenda pengungsian. Lumpur sudah dibersihkan, meski masih ada sisa-sisa yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS),” kata Bambang.
Musrenbang Prioritaskan Solusi Jangka Panjang untuk Banjir Kedungwuni
Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2026 yang digelar Senin (10/2/2025), bencana banjir ini menjadi sorotan utama. Sejumlah usulan diajukan, di antaranya perbaikan Bendungan Simbang di Sungai Welo serta pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di beberapa desa.
Bambang menekankan pentingnya penanganan jangka panjang untuk mengurangi risiko banjir di masa depan. “Wilayah Kedungwuni memang berada di titik pertemuan dua sungai besar, sehingga memiliki siklus banjir yang bervariasi, mulai dari tiga tahun hingga lima tahun sekali. Oleh karena itu, pembangunan tanggul menjadi solusi yang lebih tepat,” tuturnya.