RADARPEKALONGAN.ID, BATANG — Bupati Batang, M Faiz Kurniawan, melakukan inspeksi mendadak ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Sendang Kamulyan sebagai respons atas keluhan masyarakat terkait gangguan distribusi air bersih di wilayah Kota Batang.
Gangguan ini terjadi setelah debit air di sumber Tuk Bismo menurun akibat dampak bencana banjir bandang yang merusak jaringan instalasi air. Dari semula 300 liter per detik, debit kini hanya mencapai 260 liter per detik.
“Masalah utama ada pada penurunan debit air dari sumber utama kami, yaitu Tuk Bismo. Ini disebabkan oleh kerusakan instalasi akibat bencana,” ujar Bupati Faiz, Senin (19/5/2025).
Baca Juga:Lahan Terendam Rob 10 Tahun Kini Kembali Produktif, 95 Hektar Siap Ditanami Padi BiosalinPekerja PT Kabana Tagih Hak dan Pesangon Usai Pabrik Dilelang dan Dipailitkan
Dalam kunjungannya, Bupati Faiz meninjau langsung kondisi lapangan serta meminta laporan teknis dari jajaran direksi Perumda. Ia menyatakan bahwa pemerintah daerah telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi krisis pasokan air bersih ini.
“Kami sedang mengupayakan solusi, termasuk memanfaatkan sumur-sumur cadangan dan menjajaki sumber air alternatif. Insya Allah, target kami keluhan warga akan air bersih bisa tuntas pada Juni 2025,” ucapnya.
Faiz juga memaparkan rencana kerja sama dengan PDAM Tirta Mulya milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk membangun jaringan pipa baru sepanjang 15 kilometer serta penambahan sumber air baru yang terintegrasi dengan SPAM Regional Petanglong.
Proyek kerja sama ini diproyeksikan menelan anggaran hingga Rp90 miliar, terdiri dari Rp60 miliar untuk pengembangan jaringan dan Rp30 miliar untuk koneksi sistem air regional.
“Investasi ini bukan menggunakan APBD, tapi murni kerja sama bisnis antarlembaga. Kita dorong provinsi untuk ikut menanamkan modalnya,” kata Faiz.
Pasokan Masih Terbatas, Perumda Minta Maaf
Direktur Umum Perumda Air Minum Sendang Kamulyan, Siwandi Hambali, mengakui pihaknya tengah kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih, khususnya untuk pelanggan di pusat kota.
“Debit air Tuk Bismo memang menurun signifikan, bahkan sempat mencapai titik terendah di 220 liter per detik. Sungai yang sebelumnya selebar 3 meter kini melebar jadi 12 meter akibat banjir, sehingga tangkapan air terganggu,” ungkap Siwandi.
Baca Juga:Dana Desa Sawahjoho Diduga Diselewengkan, Inspektorat Temukan Kerugian Negara Rp90 JutaTumbang 1-4 dari Persid Legend Sidorejo, Forwaken Tetap Junjung Sportivitas dan Silaturahmi
Sebagai langkah darurat, Perumda melakukan pengalihan distribusi dari sumber lain seperti Pagerukir dan Tuk Majapahit, serta membeli air curah dari SPAM Regional Petanglong guna menstabilkan pasokan.