RADARPEKALONGAN.CO.ID – Artikel ini akan membawa kalian menelusuri sejarah gedung Pos Pekalongan dari masa ke masa.
Terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Gedung Pos Pekalongan bukan hanya saksi perkembangan teknologi komunikasi, tetapi juga menjadi representasi bagaimana Pekalongan tumbuh sebagai pusat perdagangan dan budaya sejak masa Hindia Belanda.
Gedung Pos Pekalongan adalah salah satu bangunan ikonik di pusat kota yang menyimpan nilai sejarah tinggi. Di balik fungsinya sebagai tempat pelayanan surat-menyurat, terdapat jejak panjang sejarah kolonial, perjuangan, hingga transformasi modern yang menandai perjalanan komunikasi dan administrasi publik di Kota Pekalongan.
Baca Juga:Beasiswa LPDP Batang Diserbu 2.000 Pendaftar, Pemkab Siapkan Kursus Bahasa Inggris Gratis! Razia Pekat di Bojong Pekalongan: Satpol PP Amankan 4 PSK, Lanjut Tes HIV & Pembinaan!
Awal Mula Kehadiran Pos di Pekalongan
Layanan pos pertama di Indonesia diperkenalkan pada tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal VOC, Baron van Imhoff, yang mendirikan pos pertama di Batavia. Seiring berkembangnya jaringan komunikasi, pos kemudian diperluas ke daerah-daerah penting di pulau Jawa, termasuk Pekalongan.
Sebagai kota pelabuhan dan sentra perdagangan, Pekalongan menjadi titik strategis dalam jalur distribusi antara Batavia, Semarang, dan Surabaya. Maka, pada pertengahan abad ke-19, didirikanlah kantor pos di Pekalongan untuk melayani pengiriman surat, dokumen, dan logistik kolonial.
Gedung Pos Pekalongan di Era Kolonial
Gedung Pos Pekalongan yang berdiri hingga hari ini dibangun pada era pemerintahan Hindia Belanda. Arsitekturnya mengusung gaya Indische Empire, ciri khas bangunan kolonial yang memadukan estetika Eropa dengan adaptasi iklim tropis.
Ciri Arsitektur Klasik:
- Atap tinggi untuk sirkulasi udara yang baik
- Jendela besar berfungsi sebagai ventilasi alami
- Dinding tebal dan kokoh dari batu bata dan kapur
- Halaman luas untuk kendaraan kuda atau kereta pos
Bangunan ini tidak hanya menjadi kantor pengiriman surat, tetapi juga pusat komunikasi pemerintah Belanda dengan daerah-daerah sekitar. Selain surat, kantor ini juga melayani pengiriman uang, pengelolaan logistik, dan menjadi tempat distribusi informasi resmi pemerintah kolonial.
Masa Pendudukan Jepang dan Peran Strategis Gedung Pos
Ketika Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942–1945, banyak fasilitas strategis seperti gedung pos diambil alih oleh pemerintahan militer Jepang. Gedung Pos Pekalongan saat itu digunakan untuk menyebarkan propaganda Jepang dan pengawasan komunikasi masyarakat.