RADARPEKALONGAN.ID, BATANG – Dinas Kesehatan Kabupaten Batang merilis temuan terbaru kasus HIV/AIDS sepanjang 2025 yang tergolong besar. Hingga Oktober 2025, tercatat 155 kasus baru HIV ditemukan, terdiri dari 81 laki-laki dan 74 perempuan. Ironisnya, tiga kasus di antaranya merupakan anak-anak yang tidak memahami risiko penularan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Batang, Ida Susilaksmi, menyebut total Orang dengan HIV (ODHIV) yang masih hidup dan tercatat aktif hingga Oktober 2025 mencapai 1.059 orang. Screening dilakukan secara intensif, menjangkau 11.645 orang dari populasi kunci seperti ibu hamil, penderita TBC, dan pengguna jarum suntik.
Ida menjelaskan tantangan terbesar dalam penanganan HIV bukan hanya penularannya, tetapi juga stigma yang masih kuat di masyarakat.
Baca Juga:Wali Kota Aaf Dorong Iklim Investasi Pekalongan Kondusif, Tekankan Perlindungan Usaha dan Produk LokalSeminar Time is Brain RSUD Kraton, Dokter Stroke Pekalongan Tekankan Kecepatan Terapi Trombolisis
“HIV masih dianggap penyakit kutukan. Padahal penularannya tidak semudah yang dibayangkan, dan tidak bisa menular lewat toilet, bersalaman, atau sekadar berada di ruangan yang sama,” ujarnya.
Ia menilai stigma justru membuat penderita enggan berobat. Banyak pasien berhenti minum obat setelah kondisi membaik, padahal penyakit belum sepenuhnya tuntas. Pendampingan bagi ODHIV kini juga tersedia melalui Yayasan Peduli Kasih (Pekai).
Pengelola Program HIV Dinkes Batang, Ratih Ristianti, merinci bahwa kelompok yang terdeteksi positif tersebar di berbagai populasi, termasuk enam ibu hamil, 37 Lelaki Seks Lelaki (LSL), dan 28 Wanita Pekerja Seks (WPS). Deteksi dini pada ibu hamil menjadi langkah paling penting untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi saat persalinan. (nov)
