3 Cara Menyembuhkan Luka Batin Anak Saat Ibu Terjebak Toxic Parenting

Toxic parenting
Menyembuhkan luka batin anak saat ibu terjebak parenting ( foto : freepik.com)
0 Komentar

Artinya, sebenarnya dia tahu bahwa apa yang dia lakukan dianggap sebagai pengasuhan yang beracun, tetapi dia tidak menyadarinya karena pengondisian masa lalu.Menyembuhkan anak-anak yang terluka karena orang tuanya melecehkan mereka

Menyembuhkan luka anak yang terluka sebenarnya cukup mudah, Bunda. Singkatnya, anak memiliki sifat pemaaf.

Mereka mudah memaafkan orang tua yang kembali memberikan kasih sayang dan perhatian.

Baca Juga:5 Ciri Pola Asuh Toxic yang Bisa Menyebabkan Bahaya Jangka Panjang pada Anak9 Tanda Keluarga Toxic dan Bahayanya Bagi Kesehatan Mental Anak

Berbeda dengan orang dewasa, dunia anak-anak adalah orang tuanya.Ketika seorang anak kehilangan orang tua, dunia ini kosong.

Tapi ketika orang tuanya kembali dekat, dia pasti akan mencintai mereka lagi karena itu seperti mengembalikan dunianya.

Meskipun anak memiliki sifat pemaaf, orang tua tetap harus meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Maaf tidak selalu diucapkan karena tergantung konteksnya. Meminta maaf kepada anak juga harus dilakukan dengan benar. Ibu harus memberikan alasan ketika dia meminta maaf.

Contoh yang salah:

“Bu, maafkan aku, Nak, aku memukulmu.”

Contoh yang benar:

“Nak, maafkan aku memukulmu, aku melakukannya karena aku mencintaimu. Aku tidak ingin kamu menjadi anak nakal di masa depan. Karena aku menjadi emosional ketika melihatmu seperti ini, aku dihukum. Ayo, mari kita saling menjaga agar ibu tidak memukulmu dan kamu mendapatkan pendidikan yang baik.”

Tips agar orang tua tidak terjebak dalam toxic parenting

Berikut tiga cara mencegah orang tua terjerumus dalam toxic parenting saat mengasuh anak:

  1. Komunikasi yang baik

Pola asuh yang baik dimulai dari hubungan yang harmonis antara suami dan istri. Tugas pertama sebelum mengasuh anak adalah meningkatkan hubungan dengan pasangan, termasuk komunikasi.

Ketika komunikasi sudah terjalin dengan baik, kita pasti akan memahami model parental dari pasangannya begitu juga sebaliknya. Pada akhirnya, kita dapat menilai gaya pengasuhan yang baik dan menggabungkan beberapa gaya pengasuhan yang berbeda. Komunikasi dapat dibuka dengan dialog. Ayah dan ibu dapat mendiskusikan gaya pengasuhan mana yang cocok untuk anak-anak mereka dan menyingkirkan yang tidak.

Baca Juga:Apakah Boleh Berkurban Atas Nama Orang yang Sudah Meninggal?Bagaimana Hukum Kurban Jika Sudah Bernadzar?

Padahal menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan bukanlah hal yang mudah. Saat tidak ada jalan pintas, ayah dan ibu bisa saling memaafkan, saling memahami dan menatap masa depan. Jika masih sulit, carilah bantuan dari psikolog. 2. Kompak dan menerima pola asuh

0 Komentar