Tentang Aku, Kau dan Dia: 3 Puisi Aris Setiyanto

Aku, Kau dan Dia
0 Komentar

Aku Sedang Berjalan Menuju Rumahmu

Malam itu hujan mendaraskan rindu di hatiJalanan masih terjal berbatuAku sedang berjalan menuju rumahmuTidak ada punggung lain yang menerima air mataku

Tapi,Ketika kudapati di kedai kopi kau cengkeramaBarangkali lelaki itu dari kotaWajahnya adalah gedung-gedung yang menjulangKata-kata dari mulutnya adalah keriuhanTersadar aku dalam kebasahanPayung kupegang melayang di awangHujan malam menyembunyikan air mataku.

2022

Manusia Silver

Aku manusia silverTak hanya tubuh bahkan hati dan matakuHingga saat bersua di persimpangan,kau menjelma keasinganMemberiku lembaranBetapa pedihnya hidup.

2022

Baca Juga:Menuju WBK dan WBBM, Komitmen Pemkab Kendal di 2023 untuk Jaga Kepercayaan Publik[PUISI 2] Mei di Sudut Kota

Dia

Dia tidak akan memanggilmuDia hanya memanggil beberapa darimu;Wanita penggoda atau pengadu,Wanita yang menghardikWanita pendiam

Dia akan datang padamuSaat semua wanita yang kusebutkan ituRebah di pembaringan.

2022

_________________

ARIS SETIYANTO, tinggal di Temanggung, Jawa Tengah. Aktivitasnya menulis puisi dan review drama. Karyanya termuat di Koran Merapi, Kedaulatan Rakyat, dan media lainnya, serta sejumlah buku antologi. Intip aktivitas media sosialnya di akun instagram: @aris.nohara

0 Komentar