Radarpekalongan.id- Pada usia berapa membatasi dengan aturan yang ketat? Anak memang perlu didisiplinkan sejak dini. Tetapi apakah Anda benar-benar harus memiliki aturan yang ketat di rumah? Haruskah anak-anak juga diberi kebebasan?
Mereka juga anak-anak, terkadang perilaku mereka membuat l kesal, Bunda juga berulang kali mengatakan, “Kak, setelah makan kue, buang plastiknya ke tempat sampah …”
Iya betul, kadang kita masih harus “menarik urat” untuk mengingatkan anak agar lebih disiplin. Sang kakak masih suka melupakan aturan di rumah.Kadang saya juga berpikir, apa mungkin Bunda terlalu banyak aturan yang ketat di rumah?
Baca Juga:3 Cara Menyembuhkan Luka Batin Anak Saat Ibu Terjebak Toxic Parenting5 Ciri Pola Asuh Toxic yang Bisa Menyebabkan Bahaya Jangka Panjang pada Anak
Kapan anak bisa dikenalkan dengan aturan yang ketat?
Menurut psikolog anak, remaja dan keluarga Sani Budiantini, S.Psi aturan dapat diperkenalkan karena anak-anak dapat berkomunikasi dua arah.
Jika anak masih terlalu kecil, Bunda bisa memberikan aturan yang sangat sederhana, mudah dipahami dan sangat diperlukan untuk anak.
“Tapi saat anak masih kecil, kita justru cenderung menghargai perilaku yang disukainya. Jika kita terlalu banyak berkata “tidak”, maka kreativitas anak bisa terpengaruh, misalnya saat dia berumur 2 tahun dan sudah bisa berbicara. » Ada masa eksplorasi dimana anak akan mencoba banyak hal.
Bunda perlu menyediakan ruang yang aman untuk si kecil dan bukan ruangan yang penuh dengan barang-barang berisiko agar anak tidak bisa melakukan ini atau itu.
“Oleh karena itu, lebih baik menyiapkan ruang ramah anak agar anak bisa bereksplorasi dengan baik tanpa kita berkata ‘tidak’,” ujar psikolog dan direktur Institute of Personnel Psychology ini.
Ia menambahkan, jika terlalu banyak aturan, apalagi saat anak masih sangat kecil, mereka akan bingung. Ibu disarankan untuk memberikan aturan yang mudah dipahami dan tidak membatasi aktivitas anak. Misalnya, mencuci tangan sebelum makan atau menggosok gigi sebelum tidur.
“Kita tidak bisa menetapkan harapan anak-anak terlalu tinggi. Khawatirnya orang tua kecewa dan anak tertekan,” kata Bunda Sani.
Baca Juga:9 Tanda Keluarga Toxic dan Bahayanya Bagi Kesehatan Mental AnakApakah Boleh Berkurban Atas Nama Orang yang Sudah Meninggal?
Nah, bagaimana jika anak sering melakukan kesalahan atau kecerobohan? Haruskah ibu menghukumnya atau haruskah dia dimarahi saja?(*)