SEMARANG – Rentetan kasus perundungan di lingkungan pendidikan menjadi sorotan dalam beberapa bulan terakhir. Perundungan memberikan dampak besar, baik pada kesehatan mental maupun masa depan anak-anak yang mengalaminya.
Dalam jangka pendek, korban perundungan bisa menarik diri dari lingkungan, seperti membolos hingga putus sekolah. Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami perundungan lebih rentan terlibat dalam masalah kriminalitas, gangguan kesehatan, dan depresi saat dewasa.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, Program Studi Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (UNDIP) mengadakan program Pengabdian kepada Masyarakat dengan fokus pada edukasi tentang perundungan.
Baca Juga:KPU Kota Pekalongan: Pemilih Bisa Ajukan Pindah TPS, Ini 9 KriterianyaMahasiswa KKN Undip Melaksanakan Pendampingan Pembukuan Keuangan dan Pemasaran terhadap UMKM Desa Legokkalong
Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 Oktober 2024 di Rumah Belajar Bermain Inspiratif dan Kreatif (Rubbik School), Jalan Delikrejo, Kelurahan Tandang, Kecamatan Tembalang, Semarang.
Program pengabdian masyarakat ini melibatkan 25 anak-anak usia sekolah mulai dari kelas 4 SD hingga kelas 8 SMP.
Perwakilan tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Ilmu Ekonomi UNDIP ini terdiri dari Dr. Alfa Farah, Ariska Nur Fajarina, M.Sc, Fathimah Kurniawati, M.Sc, dan Mayanggita Kirana, M.Sc.
Dalam kegiatan tersebut, mereka memaparkan tentang bagaimana mengenali korban dan pelaku perundungan, serta mekanisme penanganan perundungan yang tepat.
Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu anak-anak mengidentifikasi bentuk-bentuk perundungan, mengambil langkah yang tepat jika menjadi korban, dan mencegah mereka terlibat sebagai pelaku.
Ketua tim pelaksana, Dr. Alfa Farah, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi UNDIP dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Dia menjelaskan bahwa edukasi ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang perundungan, bahaya yang ditimbulkannya, cara menghadapi perundungan sebagai korban, serta langkah-langkah pencegahan agar tidak menjadi pelaku.
Baca Juga:Tim KKN Undip Buat Papan Petunjuk Arah di Desa Kutosari, Ada 6 Titik PemasanganPengabdian Masyarakat, Dosen dan Mahasiswa Universitas Bhakti Kencana Edukasi Stunting
“Dengan kolaborasi bersama Rubbik School, kami berharap kegiatan ini memberikan manfaat bagi anak-anak komunitas tersebut. Melalui pemahaman bahwa setiap individu memiliki karakteristik, keunikan, dan ketertarikan yang berbeda, kami berharap aksi perundungan dapat berkurang,” jelasnya.
“Anak-anak yang menjadi korban pun diharapkan berani meminta bantuan, dan teman-teman mereka bisa lebih peduli dengan merangkul korban,” lanjut Alfa Farah.
Ibu Eko Srirahayu, pengelola Rubbik School, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantu anak-anak usia remaja untuk lebih berhati-hati dalam bertindak.