RADARPEKALONGAN.ID –Toxic positivity merupakan salah satu kondisi yang perlu kita wasapadai. Memang berpikiran positif memang sangat berpengaruh baik untuk diri. Dengan berpikiran positif maka seseorang akan lebih fokus kepada hal-hal yang baik. Namun keadaan ini membuat manusia seringkali mengabaikan segala emosi yang kita rasakan.
Mengabaikan emosi negatif yang kita rasakan ternyata dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental. Perilaku ini seringkali disebut dengan toxic positivity. Dilansir dari Gramedia, toxic positivity adalah perilaku yang mendorong seseorang untuk berusaha dengan keras berbuat dan berfikir positif hingga menekan emosi negatif keluar.
Sejatinya segala sesuatu yang berlebihan, memanglah tidak baik. Hal ini juga berlaku untuk berpikiran positif. Karena dengan menjadi terlalu positif akan membuat kamu untuk dapat menekan habis-habisan emosi buruk yang keluar. Hal ini mampu menyebabkan stres yang berlebihan dan membuat timbulnya perasaan tidak rileks.
Baca Juga:5 Fakta Menarik Film Evil Dead Rise 2023 yang Sedang Laris di Layar Lebar3 Adab Silaturahmi yang Dianjurkan Rasulullah, Penting untuk Diterapkan
Manusia memiliki berbagai emosi pada dirinya. entah itu emosi yang positif ataupun yang negatif. Mengutarakan sebuah emosi negatif yang dirasakan bukanlah suatu hal yang buruk. Ada kalanya kita manusia untuk dapat mengeluarkan rasa marah, sedih, khawatir, kecewa hingga frustasi supaya batin tidak selalu tertekan.
Orang yang terjebak dengan toxic positivity maka akan cenderung untuk selalu memperlihatkan sisi baik dan positif yang ia miliki dalam hatinya serta mati-matian untuk dapat menahan emosi. Jika secara tidak sengaja ia mengeluarkan atau melampiaskan emosi negatif maka ia akan terus-terusan merasa bersalah.
Pengertian toxic positivity menurut positivepsychology.com adalah mempertahankan bahwa seseorang harus memiliki pola pikir positif dan hanya memancarkan emosi dan pikiran positif setiap waktu, terutama ketika terjadi hal-hal sulit yang menimpa hidup. Hal ini digambarkan dengan penolakan, penyangkalan, ataupun pengusiran pengakuan perasaan stres, kenegatifan, dan kemungkinan fitur trauma yang melumpuhkan.”
Beberapa contoh pemikiran seseorang yang terjebak kepada toxic positivity adalah:
- Menasehati orang lain yang baru saja kehilangan orang yang ia sayangi dengan dalih bahwa segala hal yang terjadi dan menimpa diir kamu memiliki alasan tertentu.
- Selalu membanding-bandingkan keadaan buruk seseorang dengan keadaan diri sendiri yang dianggap lebih buruk.
- Menuntut diri sendiri untuk terus mendapatkan pencapaian baru tanpa memikirkan kesulitan yang bisa saja terjadi
- Selalu menanamkan pikiran melihat dari sudut pandang positif kepada diri sendiri setiap mengalami keadaan yang buruk.