Eksistensi Diri dalam Dunia Maya, Bagaikan Dua Mata Pisau antara “Media Informasi atau Provokasi”

Eksistensi Diri dalam Dunia Maya, Bagaikan Dua Mata Pisau antara "Media Informasi atau Provokasi"
Eksistensi Diri dalam Dunia Maya, Bagaikan Dua Mata Pisau antara "Media Informasi atau Provokasi" (Freepik)
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Dulu surat sebagai alat penyampai pesan, masa kini untuk menampilkan eksistensi diri dalam dunia maya banyak variasi dan beragam teknologinya.

Perkembangan teknologi sebagai alat penyampai pesan meliputi media televisi, media cetak, bahkan sampai media sosial.

Semua jenis informasi tersebut bisa menghubungkan satu pihak dengan pihak lain, baik secara individu ataupun kelompok dengan lebih efektif dan efisien.

Baca Juga:Dampak Obesitas bagi Kesehatan Masyarakat dan Cara Menurunkan Berat BadanDampak Obesitas dari Segi Sosial dan Ekonomi di berbagai Negara

Sehingga informasi dan peristiwa yang terjadi semakin mudah dibagikan kepada orang lain dengan sangat cepat.

Eksistensi diri dalam dunia maya (Image by natanaelginting)

Namun, memang tidak semau peritiwa atau informasi disebarkan sesuai dengan kenyataan, biasanya disebut dengan hoax.

Pun jika terjadi sesuai peristiwa namun hanya dipotong sebagian ataupun tidak disampaikan kondisi maupun tidak utuh informasinya.

Setiap kiriman yang dibagikan mungkin selain menampilkan eksistensi diri dalam dunia maya, juga tidak sedikit berisi berita hoax, fitnah, ataupun provokasi.

Bahkan sangat mudah ditemukan di Instagram, Ttwitter, Facebook dan lain lainnya.

Tidak hanya postingannya saja namun kolom komentar yang ramai dipenuhi dengan perkataan kasar netizen.

Perkembangan media social di Indonesia

Media social adalah media daring (dalam jaringan computer, internet) yang memudahkan para penggunanya untuk berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi dalam media.

Baca Juga:Mengenal Epidemi Obesitas di Berbagai NegaraMenjadi Pembelajar Aktif, Kunci Menjadi Orang Sukses

Penelitian dari We Are Social dan Hootsuite mencatat sekitar 132,7 juta masyarakat Indonesia telah menggunakan Internet dan 97,9 % nya sudah menggunakan media social.

Rata rata penggunanya menghabiskan 3 jam 23 menit per hati untuk mengakses media social.

Diantara media social yang paling banyak diakses adalah WhatApp, Instragram dan Facebook serta Line.

Waspada Fake News (Freepik)

Besarnya eksistensi diri dalam dunia maya maka banyak pengguna media social di Indonesia menyebabkan bermunculan selebgram, youtubers dan kejadian viral setiap hatinya.

Bagaikan dua mata pisau, betapa besarnya penggunaan media social bisa membawa dampak dari baik maupun buruk.

Dampak positifnya bisa mempermudah untuk menyampaikan informasi dan mendapatkannya bahkan mudah terhubung dengan orang yang berada jauh.

Media social juga bisa menunjukan eksistensi diri melalui dunia maya. Namun ada juga yang memanfaatkan untuk menebar kebencian, fitnahan, kabar hoax yang mempu mempengaruhi pembaca atua pengikutnya.

0 Komentar