Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Madzhab dan MUI, Geger Geden Pasca Inara Rusli Lepas Cadar

hukum memakai cadar
Inara Rusli saat memakai cadar
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Hukum memakai cadar jadi topik menarik pasca Inara Rusli lepas cadar setelah dicerai suaminya penyanyi Virgoun. Keputusan lepas cadar tersebut diambil lantaran ia perlu mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ketiga anaknya.

Inara Rusli saat bercadar

Namun sebelum itu, Inara Rusli sudah bertanya terlebih dahulu kepada Ustaz Derry Sulaiman mengenai hukum memakai cadar bagi perempuan muslim. Sang ustadz pun menjelaskan bahwa dalam Islam, bercadar bukanlah merupakan suatu kewajiban. Akhirnya, Inara pun memutuskan untuk melepas cadar.

Lantas, bagaimana hukum memakai cadar bagi seorang muslimah? Dari empat imam madzhab, ada yang mewajibkan memakai cadar dan beberapa lagi hanya membolehkan.

Baca Juga:Pakai Sandal Aja Bisa Dapat Pahala, Begini 4 Adabnya agar Menang Banyak!Wakil Bupati Pekalongan Riswadi Ajak Semua Pihak Fokus Atasi Stunting, 4 Komponen Harus Bergerak

Hukum Memakai Cadar dalam Pandangan 4 Madzhab

Berikut hukum memakai cadar dalam pandangan 4 madzhab seperti dilansir muslim.or.id:

  1. Madzhab Hanafi

Pendapat madzhab Hanafi tentang hukum memakai cadar, wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah.

Asy Syaranbalali berkata:

وجميع بدن الحرة عورة إلا وجهها وكفيها باطنهما وظاهرهما في الأصح ، وهو المختار

“Seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan dalam serta telapak tangan luar, ini pendapat yang lebih shahih dan merupakan pilihan madzhab kami“ (Matan Nuurul Iidhah).

Muslimah bercadar (Sumber foto: freepik.com)

  1. Madzhab Maliki

Mazhab Maliki berpendapat tentang hukum memakai cadar bahwa wajah wanita bukanlah aurat, namun memakai cadar hukumnya sunah (dianjurkan) dan menjadi wajib jika dikhawatirkan menimbulkan fitnah. Bahkan sebagian ulama Maliki berpendapat seluruh tubuh wanita adalah aurat.

Az Zarqaani berkata:

وعورة الحرة مع رجل أجنبي مسلم غير الوجه والكفين من جميع جسدها ، حتى دلاليها وقصَّتها . وأما الوجه والكفان ظاهرهما وباطنهما ، فله رؤيتهما مكشوفين ولو شابة بلا عذر من شهادة أو طب ، إلا لخوف فتنة أو قصد لذة فيحرم ، كنظر لأمرد ، كما للفاكهاني والقلشاني

“Aurat wanita di depan lelaki muslim ajnabi adalah seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan. Bahkan suara indahnya juga aurat. Sedangkan wajah, telapak tangan luar dan dalam, boleh dinampakkan dan dilihat oleh laki-laki walaupun wanita tersebut masih muda baik sekedar melihat ataupun untuk tujuan pengobatan. Kecuali jika khawatir timbul fitnah atau lelaki melihat wanita untuk berlezat-lezat, maka hukumnya haram, sebagaimana haramnya melihat amraad. Hal ini juga diungkapkan oleh Al Faakihaani dan Al Qalsyaani” (Syarh Mukhtashar Khalil, 176)

0 Komentar