Keroyok Kasus Stunting, Batang Perkuat Kolaborasi Hulu ke Hilir

Kasus Stunting
TERIMA - Ibu balita stunting di Desa Depok Kandeman Kabupaten Batang saat menerima jajanan PMT yang dimasak kader posyandu. Menu yang diberikan meliputi Bakwan Teri Nasi, Telur Rebus dan semangka.
0 Komentar

BATANG – Mulai pukul 10 pagi, ibu-ibu di Desa Depok Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, mulai memadati rumah kader posyandu, Istiqomah (50), Senin (23/10/2023). Ada yang datang sendiri, ada juga yang mengajak putra-putri mereka. Tak hanya itu, beberapa di antaranya juga tengah berbadan dua.

Usai menunggu sekitar 15 menit, tuan rumah pun menyapa ibu-ibu yang sudah berkumpul. Tak sekadar menyapa, Istiqomah dibantu kedua rekannya, Erni (36) dan Turuti (33) turut membawa nampan berisikan piring dengan aneka jajanan.

Rupanya mereka menghidangkan jajajan untuk Program Makanan Tambahan (PMT) pencegahan stunting. Menu yang dimasak hari ini pun beragam. Mulai bakwan teri nasi, pisang dan juga telur rebus.

Baca Juga:Peringatan Maulid Teladani Rasulullah SAWUntuk Memperlancar Transportasi, Jalan Setapak jadi Jalan Usaha

“Alhamdulillah sangat terbantu dengan adanya program ini. Anak saya semakin lahap makan dan Alhamdulillah berat badannya juga tambah naik,” ujar salah satu ibu penerima bantuan PMT, Arika (32).

Bidan Desa Depok, Deasy Hendryani didampingi Dwi Puspitawati menyebut, program PMT ini menjadi salah satu program pencegahan stunting di desanya. Dimana setiap harinya ada sekitar 38 balita dan 9 ibu hamil kurang energi kronis (KEK), yang mendapatkan bantuan PMT.

“Jadi tiap hari kader posyandu menyiapkan makanan, yang dananya sudah diberikan lewat Puskesmas Kandeman. Mereka juga masaknya tidak asal-asalan, karena menunya pun sudah diberikan oleh pihak Puskesmas, jadi sudah pasti gizinya cukup untuk membantu perkembangan balita stunting dan kesehatan ibu hamil,” jelas Deasy.

Selain PMT yang berasal dari dana Puskesmas, ada juga PMT yang turut diberikan dari beberapa pihak. Mulai dari PT Bhimasena Power Indonesia (BPI), bantuan dana desa, serta dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sekar Melati.

“Sudah dua tahun ini Depok masuk ke desa Lokus Stunting. Tapi Alhamdulillah setiap bulannya ada penurunan sekitar 20 persenan. Di Awal tahun saja masih ada sekitar 142 balita stunting. Sekarang sudah jauh berkurang,” imbuhnya

Tak sekadar PMT, menurutnya program Open Defecation Free (ODF) juga turut mendukung suksesnya pengentasan stunting di Desa Depok. Selain itu turut didukung lewat hadirnya program bina keluarga. Mulai dari usia balita, remaja, hingga lansia.

0 Komentar