Liburan Sekolah Anak Banyak Bermain Handphone. Ini Kata Psikolog Klinis Anak

Liburan Sekolah Anak Banyak Bermain Handphone. Ini Kata Psikolog Klinis Anak
Ilustrasi anak main Hp (Foto: Bernas)
0 Komentar

KAJEN.Radarpekalongan.id – Banyak orang tua mengeluhkan anak mereka lebih sering bermain handphone (Hp) selama liburan sekolah. Anak enggan bermain di luar bersama teman sebayanya. Mereka lebih asik bermain game atau menonton gawai/gadget di dalam rumah. Meski bermain handphone diperbolehkan, tetap harus dibatasi untuk anak. Ini kata psikolog klinis anak tentang pentingnya membatasi penggunaan Hp bagi anak.

Psikolog klinis anak, remaja dan keluarga, Roslina Verauli seperti dilansir di liputan6.com (baca di https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4598046/cerita-akhir-pekan-main-gawai-saat-liburan-sekolah-perlukah-pembatasan), menyampaikan, anak butuh memiliki kegiatan yang berbeda dari kegiatan rutin biasanya saat liburan sekolah. “Liburan bermanfaat, jika anak dan remaja juga punya andil dalam menentukan ingin berkegiatan seperti apa,” kata dia.

Dari penelitian Vera dan tiga rekannya di masa pandemi pada 2020, salah satu yang dikeluhkan adalah meningkatnya penggunaan gadget oleh anak. Anak tak hanya menggunakan Hp untuk games. Mirisnya, ada pula yang melihat situs porno di usia anak. Penelitian ini melibatkan 519 keluarga di seluruh wilayah di Indonesia, terutama di beberapa kota besar.

Baca Juga:Hasil Kajian Kejaksaan Negeri Kabupaten Pekalongan, Ruko Sapugarut Masuk Ranah PerdataAntisipasi Pungli, Sipropam Sidak Kantor Pelayanan Masyarakat

Menurutnya, anak selama liburan perlu punya kegiatan berlibur. Kegiatan yang berbeda, agar kegiatan ini positif terhadap perkembangan psikososial anak, termasuk aspek fisik. Dikatakan Vera, anak bisa isi liburan dengan bermain aktif. Contohnya adalah kegiatan olahraga di sebagian besar waktu bermain. Sehingga anak akan punya semangat baru saat masuk sekolah lagi.

Vera menyebut, asosiasi dokter anak di Amerika Serikat membatasi pemakaian gawai di usia anak enam tahun ke bawah hanya satu jam per hari. Untuk usia sekolah, penggunaan gawai maksimal 1–2 jam.

Ia menegaskan, penggunaan Hp pada anak tidak boleh lebih dari itu, karena ada impact-nya termasuk berdampak pada fisik anak. Keluhan yang paling banyak ke dokter mata terkait mata kering, gangguan jauh dan dekat, postur tubuh anak bermasalah, sampai tidak dapat cukup sinar matahari karena selalu di rumah.

Anak-anak juga seringkali menjadikan gawai sebagai pelarian dari masalah psikososial mereka sehari-hari. Misalnya, anak merasa tidak kompeten di sekolah, punya masalah emosional seperti orangtua selalu sibuk, tidak dekat dalam relasi bersama orangtua, dan secara sosial tidak berkemampuan membina pertemanan yang asyik sehingga lari ke games.

0 Komentar