Memilih Tidak Tahu, Karena Tak Mau Pusing dengan Risiko

Memilih tidak tahu
Kadang memilih tidak tahu itu lebih baik, daripada tahu tapi membuatmu sakit
0 Komentar

RADARPEKALONGAN.ID – Hayo, siapa yang pernah mengalami situasi ini; memilih tidak tahu atas sesuatu karena tidak ingin menanggung risiko seperti sakit, pusing, stres, dan sekawannya. Karena seringkali, mengetahui sesuatu itu sepaket dengan konsekuensi atau risikonya.

Saat ada anak kecil usia 2 atau 3 tahun berlarian di dalam atau luar rumah, siapa yang justru cemas dan takut? Ya, orang-orang dewasa di sekitarnyalah yang merinding, membayangkan kalau anaknya jatuh, entah karena kesandung batu atau kakinya sendiri, terpeleset lantai licin atau kulit pisang, dan lainnya. Karena orang dewasa sudah tahu, sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman soal situasinya. Bahwa anak-anak seusia itu keseimbangan tubuhnya saat berlari belumlah utuh, ia rentan jatuh. Orang dewasa juga cemas karena mungkin ada lubang, air, kulit pisang, yang bisa membuat anak kecil terjatuh.

Sementara si anak mah enjoy-enjoy saja berlari dengan riangnya sambil tertawa lepas mungkin. Karena anak-anak ini belum memiliki pengetahuan yang cukup atas apa yang dilakukannya, pun belum memiliki cukup pengalaman tentang insiden jatuh karena berlari.

Baca Juga:[PUISI] CurigaPicu Kecelakaan, Truk Parkir di Bahu Jalan Bakal Ditindak Satlantas Polres Kendal

Kenapa anak-anak kecil itu bisa berlarian dengan riangnya tanpa takut jatuh? Ya karena mereka belum tahu risiko, belum paham situasi. Tindakannya mungkin karena dorongan trial saja, ingin mencoba, atau mungkin instingnya. Nah, kalau ada orang dewasa bilang; aku ingin jadi anak-anak yang bisa hidup bebas tanpa beban, itu relate dengan masalah ini. Bahwa perkara tahu tahu atau mengetahui ternyata juga mengandung risiko tertentu yang mungkin membuat kita pusing, sehingga kadang kita memilih tidak tahu justru agar terhindar dari kosekuensi atau risiko.

“Jangan ngomongin dia lah, gua males dengernya.” Pernah kan mendengar ungkapan itu, atau malah kamu sendiri yang mengucapkannya. Saat itu, kamu memilih tak tahu apapun tentang dia, karena tak mau menanggung risikonya. Apa sih risikonya? Ya mungkin saja kenangan buruk tentang dia. Mungkin karena si dia pernah menelikungmu di persimpangan jalan, kaya The Doctor menyalip Lorenzo di lap terakhir MotoGP Barcelona di 2009, atau sakitnya seperti AS Roma yang ditelikung Barcelona untuk mendapatkan Memphis Depay di bursa transfer musim panas 2021. Jadi alih-alih kepo sama mantan yang meninggalkanmu, kamu memilih tidak tahu saja agar kenangan getirnya tak lagi membuat dadamu sesak.

0 Komentar