Implementasi karakter pelajar Pancasila merupakan bekal soft skill bagi pelajar sehingga mampu menghadapi tantangan hidup
RADAREKALONGAN.ID – Karakter adalah bekal bagi siapapun untuk menghadapi persoalan hidup sehingga apapun tantangannya dapat dijawab dengan karakter ini.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim, SH, MHum dalam menjelaskan 6 karakter pelajar dalam sambutan pembukaan workshop pendidikan Pancasila Kamis 11 Mei 2023.
Baca Juga:Pagi Ini Jam 09.00 Anggota DPR RI, Abdul Fikri Faqih Jadi Pembicara Workshop Pendidikan KarakterPerbup Izin Tower Masih Belum Jelas, Padahal Berpotensi PAD Hingga 3 Miliar
Tema Workshop Pendidikan tersebut adalah, ‘Implementasi Nilai-nilai Karakter Kebangsaan Sebagai Bentuk Merdeka Belajar’ bertempat di Hotel Grand Dian, kerjasama antara Komis X DPR-RI dan Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi.
Menurut Hakim, 6 karakter pelajar Pancasila tersebut adalah 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, 2. Mandiri, 3. Bergotong royong, 4, Berkebhinnekaan global, 5. Bernalar kritis dan 6. Kreatif.
6 ciri karakter pelajar Pancasila .(foto: Kemendikbud)
1. Karakter pelajar Pancasila yang pertama, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia
Tanggung jawab membangun karakter pelajar Pancasila bukan hanya oleh sekolah, namun sekolah dan orang tua berkolaborasi untuk mewujudkannya.
Salat adalah implementasi karakter pelajar Pancasila. (foto: freepik)
Karakter yang dibangun adalah mengamalkan nilai-nilai agama masing-masing sesuai keyakinan pelajar. Sekolah harus memiliki ukuran apakah siswa beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa atau belum.
Oleh karenanya, sekolah dalam hal ini guru perlu membangun sinergi dengan orang tua tentang indikator-indikator karakter tersebut di atas. Salah satu contoh adalah ketika datang bulan ramadan.
Setiap pelajar diberi buku tugas yang berisi cek list tentang menjalankan puasa, salat 5 waktu, salat tarwih, tadarus Al Quran dll. Setiap hari orang tua dan guru memantau progres cek lis tersebut.
Guru memberikan tugas dan orang tua mendukung dengan cara bertanya dan mengantar ke masjid untuk menemani anak shalat tarawih.
Baca Juga:GILA ! Honda BeAT dan Scoopy Jadi Motor Sejuta Umat, Rajai Skutik Indonesia Tahun 20233 Modifikator Sulap CB150X, Ini Hasil Akhirnya, Sangat Menginspirasi
Awalnya seperti formalitas saja, tapi prosesnya memang seperti itu. Jangan anggap sepele proses. Semua hal baik berawal dari pemaksaan. Apabila dilakukan secara terus menerus maka akan menjadi kebiasaan. Apabila sudah biasa maka anak-anak akan melakukan dengan otomatis, tidak disuruh lagi.