Suami Sakit Menahun, Ibu Dwi jadi Tulang Punggung Keluarga

Suami Sakit Menahun, Ibu Dwi jadi Tulang Punggung Keluarga
Anggota DPRD Kabupaten Pekalongan Candra Saputra saat datangi keluarga Dwi Kistanti di Desa Sumub Kidul, Sragi. (Hadi Waluyo).
0 Komentar

KAJEN,Radarpekalongan.id – Suami tak bisa lagi bekerja karena idap sakit menahun. Seorang ibu di Desa Sumub Kidul Kecamatan Sragi Kabupaten Pekalongan harus menjadi tulang punggung keluarga. Ia harus menghidupi tiga anak dan suaminya dengan menjadi buruh jahit.

Ibu itu bernama Dwi Kistanti (41). Karena sakit, suaminya yang bernama Bambang Subiyanto (46), sudah tidak bekerja sejak tahun 2017. Bahkan, ia sempat lumpuh. Sejak itulah ia harus banting tulang menghidupi keluarganya.

Kondisi rumahnya di Desa Sumub Kidul memprihatinkan. Lantainya masih tanah. Kecuali bagian ruang tamu yang juga tempatnya menjahit. Jika hujan, dalam rumah kebanjiran, karena banyak atap yang bocor.

Baca Juga:Jalan Penghubung 3 Desa Seperti Sungai, 5 Tahun Tak Terjamah PembangunanTingkatkan Pelayanan Kesehatan, RSUD Kajen Akan Bangun Gedung 4 Lantai

Dwi menuturkan, suaminya dulu kerja di konveksi di Jakarta. Namun suaminya sakit. Akhirnya tak bekerja. Bahkan sempat alami kelumpuhan.

“Sakit akut asam urat, sama kayak kusta. Saat ini yang kerja saya,” kata Dwi, Rabu (7/12/2022).

Dwi mengaku pernah jualan makanan keliling. Untuk saat ini ia bekerja sebagai buruh jahit. Mesin jahit listrik dibawa pulang. Agar ia bisa merawat suaminya yang sakit. Dalam dua pekan, ia hanya bisa menyelesaikan 80 potong jahitan, dengan upah Rp 400 ribu. Sebulan rata-rata Rp 800 ribu.

Dengan penghasilan sebesar itu, untuk memenuhi kebutuhan harian saja kadang tak cukup. Apalagi untuk berobat suaminya dan memperbaiki rumah. Bahkan uang saku anaknya untuk sekolah juga tak tercukupi tiap hari. Biaya sekolah pun kerap nunggak.

“Untuk makan saja biasanya kami masih mendapat bantuan tetangga dan saudara. Kalau tidak, kadang hanya makan nasi saja,” ungkapnya.

Biaya pendidikan anak-anaknya pun kian tak terjangkau. Anak pertamanya saat ini duduk dibangku kelas 12 SMK swasta di Kesesi.

Kades Sumub Kidul, Gumun Widagdo, mengakui, keluarga Dwi tergolong tidak mampu. Suaminya telah lama sakit, sehingga tidak bisa bekerja lagi. Namun untuk bantuan sosial, pihaknya telah memberikan bantuan dari dana desa. Bantuan ini sudah berlangsung dua tahun. Sedangkan untuk bansos lainnya, keluarga itu sudah diusulkan dan terdaftar dalam DTKS.

Baca Juga:PMI Kabupaten Pekalongan Evakuasi Pohon Tumbang di Kota KajenPaska Bom Bunuh Diri di Bandung, Kedisiplinan Anggota Polsek di Polres Pekalongan Ditingkatkan

“Suaminya sudah lama sakit. Untuk bantuan selama ini dapat BLT dari dana desa. Sebulannya sesuai dana desa, berarti sebulan dapatnya 300 ribu. Sudah dua tahun berlangsung sejak resmi menjadi warga kami di tahun 2020. Kalau bansos yang lain, kita sudah masukin ke bantuan-bantuan, cuman memang belum dapat. Yang memutuskan bukan kita, tapi dari pusat. Namun sudah masuk DTKS,” kata Widagdo.

0 Komentar