Tentang KDRT, Benarkah Perempuan Terlalu Pemaaf? 3 Kondisi Ini Mungkin Bisa Menjelaskan

Benarkah perempuan terlalu pemaaf
Kasus LDRT yang berulang bisa jadi turut dipicu oleh kecenderungan perempuan terlalu pemaaf. (Freepik)
0 Komentar

Kecenderungan ini memang berbeda dengan umumnya tipikal laki-laki. Dalam hal cinta, laki-laki lebih nyaman untuk mengungkapkannya dalam wujud perbuatan. Si perempuan pun bisa jadi merasakannya, tetapi seringkali mereka tak puas dengan sesuatu yang abstrak, menuntut pasangannya untuk mengungkapkan cintanya secara verbal.

Perempuan terlalu pemaaf, salah satunya karena ia senang mendengar ungkapan romantis. (freepik)

Tahu kan, kalau telinga perempuan lebih nyaman mendengarkan ungkapan-ungkapan yang bagi laki-laki justru dianggap lebay dan menggelikan.

“Miss you, beib.”

“I love you, Bee.”

“Lagi ngapain, sayang?”

Baca Juga:[PUISI] Tentang Pandangan32 Biksu Masuk Kendal dan Menginap di Gereja, Terkesima atas Sambutan yang Luar Biasa

Rindu dipanggil dengan mesra; My Lovely, My Honey Bunny Sweety, Kesayangan, Sigaran Jeroan eh Sigaran Hati, dan sekawannya. Padahal laki-laki sebetulnya cenderung geli dengan kata-kata itu. Sering kan di video meme, suami yang lagi asyik kongkow sama teman-temannya tiba-tiba ditelpon istri, lalu di akhir telepon dia belingsatan tak karuan karena harus mengucapkan Ya Sayang, atau I love you too, dan lainnya.

Dengan kecenderungan ini, maka sepertinya tidak heran kalau perempuan terlalu pemaaf dengan kesalahan suaminya. Hati perempuan rentan ditaklukkan oleh kata-kata yang melambungkan hatinya. Kata-kata romantis, syukur-syukur puitis, meski faktanya ucapan itu keluar dari mulut seorang buaya darat.

Pernah dong kita lihat atau dengar berita, istri memaafkan suaminya yang ke- gape selingkuh. Karena si suami akhirnya bersimpuh di hadapan sang istri, menangis dan menyampaikan penyesalan dan permintaan maafnya yang entah tulus atau tidak.

“Hemm, kemarin aja nangis-nangis karena ditampar suaminya. Nangisnya sambil marah-marah, meledak-ledak. Eeeh, hari ini udah mesra lagi aja…” Inilah reaksi bestie -nya yang biasa jadi tempat curhat.

Begitulah, kadang jawaban atas pertanyaan kenapa perempuan terlalu pemaaf justru kembali kepada kecenderungan kaum hawa itu sendiri. Kalau telinganya senang mendengar kata-kata romantis dari pasangan, maka suatu waktu saat suaminya melakukan kesalahan dan menyampaikan penyesalan serta permohonan maaf yang amat menyentuh hatinya, ia akan lebih mudah menerimanya.

Itulah tiga ulasan tentang kondisi perempuan dalam kaitannya dengan kasus KDRT yang masih saja marak terjadi. Bahkan para ahli menyebutnya sebagai fenomena gunung es, bahwa yang tampak atau diketahui publik hanyalah puncaknya saja. Sementara yang sebenarnya jauh lebih besar dari itu, hanya saja tak muncul ke permukaan. Kenapa? Ya salah satunya mungkin perempuan terlalu pemaaf lengkap dengan tiga kondisi yang relate di atas.

0 Komentar